Polisi: Keluarga Tidak Menuntut Tersangka Kasus Atraksi Maut di Berau

5 Mei 2018 19:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi keluarga  (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keluarga (Foto: Thinstock)
ADVERTISEMENT
Meski kini orang tua RA (16), remaja yang tewas dilindas mobil, harus kehilangan putranya, mereka enggan melayangkan tuntutan kepada para tersangka. Berdasarkan keterangan Kapolres Berau, Kalimantan Timur, AKBP Pramuja Sigit Wahono, orang tua RA ingin kasus anaknya bisa selesai secepatnya.
ADVERTISEMENT
Selepas mengembuskan napas terakhir setelah atraksi, RA sendiri langsung dimakamkan.
“Dia (RA) tidak diautopsi, cuma pemeriksaan luar saja. Keluarganya tidak mau. (Inginnya) segara dimakamkan saja,” tutur Sigit kumparan (kumparan.com), Sabtu (5/5).
Atas kasus ini, Polres Berau telah menetapkan dua orang tersangka di kasus atraksi maut itu. Mereka adalah pelatih silat Perguruan Pagar Nusa dan sopir mobil yang terlibat dalam atraksi.
“(Tersangka) belum ditahan kita kasih waktu untuk berduka,” imbuh Sigit.
Tersangka disebut sudah meminta maaf atas kesalahan mereka itu. Mereka juga berkomitmen untuk bertanggung jawab atas tewasnya RA. Diketahui, tersangka memiliki hubungan pertemanan dengan RA.
RA sebelumnya tewas saat melakukan atraksi ilmu bela diri dari Perguruan Pagar Nusa di MTS Al-Kholil NU di Berau. RA tewas usai tubuhnya dilindas mobil, Kamis (3/5) kemarin. Sebelum atraksi dilindas mobil, RA dan kelima temannya melakukan atraksi lain, yaitu dipukul dengan menggunakan pohon salak berduri dan dilintas motor.
ADVERTISEMENT
"Saat itu mereka semuanya tidak apa-apa. Giliran pakai mobil, orang yang ada di barisan pertama itu nggak bangun-bangun, pingsan," kata Sigit.
RA lalu dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tidak tertolong. Dia merupakan orang Samarinda, bukan santri namun sering ikut latihan bela diri di MTS Al-Kholil.
Atraksi berujung maut itu direkam dalam sebuah video dan viral di media sosial. Dalam video itu terlihat enam orang yang berseragam serba hitam tengkurap di tanah. Setelah itu tubuh mereka dilintas oleh truk.