Polisi Klarifikasi Kabar Musala Dibakar di Rembang

11 Februari 2017 17:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sisa posko perjuangan Kendeng. (Foto: Doc. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Sisa posko perjuangan Kendeng. (Foto: Doc. Istimewa)
Wakapolres Rembang Kompol Pranandya menyanggah adanya pembakaran musala di Rembang, Jawa Tengah. Menurut Pranandya, bangunan yang dibakar sekelompok warga adalah semacam saung.
ADVERTISEMENT
"Itu bukan musala, itu hanya bangunan kayu yang kebetulan kadang digunakan untuk salat oleh masyarakat yang ada di tenda," ujar Pranandya dalam keterangan yang diterima kumparan, Sabtu (11/2).
Pranandya juga menepis kabar adanya Alquran, mukena dan sajadah milik warga yang dibakar. Dia telah mengamankan Alquran dan alat ibadah lain dalam bentrokan yang terjadi pada Jumat (10/2) malam itu dan kondisinya utuh.
"Barang bukti Alquran, mukena dan sajadah sudah kami amankan dan tidak ada yang dibakar," kata Pranandya.
Posko perjuangan Kendeng yang dibakar (Foto: Doc. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Posko perjuangan Kendeng yang dibakar (Foto: Doc. Istimewa)
Saat ini pihaknya masih mendalami peristiwa tersebut. Sejumlah saksi seperti petugas keamanan dan beberapa warga yang berada di lokasi kejadian telah dimintai keterangan.
"Ini kami sedang melakukan penyelidikan, kalau terbukti ada pidananya kami proses sesuai hukum yang berlaku," katanya.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, polisi melakukan upaya persuasif melalui imbauan, penjagaan di sekitar lokasi serta pemasangan garis polisi.
Posko Perjuangan Kendeng dirobohkan. (Foto: Doc. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Posko Perjuangan Kendeng dirobohkan. (Foto: Doc. Istimewa)
Sebelumnya pada sidang MA, PT Semen Indonesia memenangkan gugatan petani pegunungan Kendeng dan Yayasan Wahana Lingkungan Hidup. Putusan MA tersebut otomatis membuat izin kegiatan penambangan dan pembangunan pabrik semen milik PT Semen Indonesia di pegunungan Kendeng, Kabupaten Rembang, harus dibatalkan.
Warga pegunungan Kendeng bersama Walhi kemudian mendirikan tenda perjuangan dan bangunan dari bambu yang mereka sebut sebagai musala. Mereka berorasi dan menuntut pabrik Semen Indonesia yang berlokasi di daerah itu untuk ditutup.
Malam tadi, sekitar pukul 19.50 WIB, tenda tersebut didatangi oleh 50-an orang yang diduga pekerja PT Semen Indonesia. Mereka meminta orang yang berada di dalam tenda untuk keluar. Tak lama kemudian, sekelompok orang tersebut merusak tenda dan bangunan kayu serta membakarnya. Dalam hitungan menit, bangunan itu ludes terbakar.
ADVERTISEMENT
Para pejuang Kendeng berkumpul. (Foto: Doc. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Para pejuang Kendeng berkumpul. (Foto: Doc. Istimewa)