Polisi Malaysia Yakini Panti Pelecehan 400 Anak Punya Sponsor Selain GISB

14 September 2024 12:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Inspektur Jenderal Kepolisian Kerajaan Malaysia Razarudin Husain. Foto: Mohd RASFAN/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Inspektur Jenderal Kepolisian Kerajaan Malaysia Razarudin Husain. Foto: Mohd RASFAN/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepolisian Malaysia tengah menyelidiki sumber pendanaan yang mengalir ke 20 panti asuhan tempat pelecehan 400 anak. Inspektur Jenderal Polisi Malaysia, Tan Sri Razarudin Husain, meyakini panti asuhan tersebut mendapat sokongan dana selain dari Global Ikhwan Service and Business (GISB).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pada Rabu (11/9) lalu, Razarudin memastikan bahwa pengelolaan panti asuhan berkaitan dengan perusahaan GISB.
Kini tim penyelidik dari Divisi Anti Pencucian Uang (AMLA) Bukit Aman telah dikerahkan untuk menelusuri setiap transaksi terkait pendanaan panti asuhan.
"Kami percaya bahwa panti asuhan ini memiliki sponsor lain selain GISB. Beberapa rumah perawatan lansia juga menerima dana dari GISB dan sumber-sumber lain," ujar Razarudin dalam konferensi pers di Kuala Lumpur pada Jumat (13/9), seperti dikutip dari Berita Harian.
Ia menegaskan, selain fokus pada dugaan perdagangan manusia, penyelidikan kasus juga diarahkan pada pendanaan panti asuhan serta bisnis lain yang mungkin terlibat.
Suasana menunjukkan kantor pusat Global Ikhwan Services and Business (GISB) di Rawang, di luar Kuala Lumpur, pada tanggal 12 September 2024. Foto: Mohd RASFAN/AFP
Pada konferensi pers di Kuantan, Pahang, sebelumnya, Razarudin mengungkap modus operandi di panti asuhan telah melibatkan tindakan pelecehan seksual.
ADVERTISEMENT
Dalam penggerebekan panti asuhan pada Rabu lalu, polisi berhasil menangkap 171 orang dewasa, termasuk ustaz. Sebanyak 402 anak dan remaja yang menjadi korban telah diamankan.
Menurut laporannya, para korban diajari cara melakukan sodomi oleh pengasuh dan dipaksa melakukannya pada anak-anak lain.
Yang terbaru, Ketua Eksekutif dan CEO GISB, Datuk Nasiruddin Mohd Ali, telah mengakui adanya beberapa kasus sodomi yang melibatkan individu dari organisasi tersebut. Pengakuannya itu disampaikan melalui video yang diunggah ke akun media sosialnya pada Sabtu pagi (14/9).