Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Polisi Australia telah mengidentifikasi pelaku teror di mal Sydney yang terjadi pada Minggu (13/4). Dia adalah seorang pria berusia 40 tahun yang mengalami gangguan mental.
ADVERTISEMENT
Pelaku bernama Joel Cauchi. Ia diyakini datang ke Sydney sebulan lalu dan menyewa unit penyimpanan kecil di kota tersebut. Isinya barang-barang pribadi, termasuk boogie board.
Joel menyerang pengunjung pusat perbelanjaan itu. Enam orang tewas ditikamnya.
Asisten Komisaris Polisi New South Wales Anthony Cooke mengatakan bahwa pelaku berasal dari negara bagian Queensland di timur laut dan dikenal oleh penegak hukum. Ia memastikan pelaku tidak tergabung dalam kelompok terorisme.
“Sampai saat ini, belum ada apa pun yang kami miliki, tidak ada informasi yang kami terima, tidak ada bukti yang kami temukan, tidak ada data intelijen yang kami kumpulkan yang menunjukkan bahwa hal ini didorong oleh ideologi motivasi tertentu atau sebaliknya,” kata Cooke dikutip dari AFP, Minggu (14/4).
ADVERTISEMENT
“Kami tahu bahwa pelaku dalam masalah ini menderita, menderita, kesehatan mentalnya,” tambahnya.
Pelaku tewas di lokasi kejadian usai ditembak seorang polwan.
Teror Terjadi
Insiden ini terjadi saat seorang penyerang tiba-tiba mengamuk dan menusuk sejumlah orang di pusat perbelanjaan Westfield Bondi Junction yang sibuk. Pelaku berhasil dilacak dan ditembak mati oleh seorang polwan yang kini dipuji sebagai pahlawan nasional.
Komisaris Polisi New South Wales, Karen Webb, menyebut ada lima perempuan dan laki-laki yang tewas.
Dalam sebuah rekaman CCTV menunjukkan pelaku yang mengenakan seragam liga rugbi Australia berjalan di sekitar pusat perbelanjaan dengan pisau besar. Orang-orang yang terluka tergeletak di lantai bersimbah darah.
Sementara itu para pembeli lain yang panik berebut keluar dan mencari tempat aman. Banyak dari mereka yang berlindung di toko-toko.
ADVERTISEMENT
"Itu benar-benar menakutkan. Saya merasa sangat aman [hidup di Australia], saya sudah tinggal di sini selama enam tahun. Saya tidak merasa tidak aman, tapi sekarang saya merasa takut," ucap salah satu pegawai kafe di sana, Singh.