Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Polisi: Pembunuh Selebgram Makassar Jalani Tes Kejiwaan, Pernah Dirukyah 4 Kali
15 Maret 2021 15:58 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kanit Reskrim Polsek Panakkukang, Iptu Iqbal Usman mengatakan pelaku sempat dirukyah dan mengalami gangguan jiwa. Informasi itu diperoleh dari keluarga pelaku.
"Menurut keluarganya, dia ini mengalami gangguan kejiwaan dan pernah dirukyah empat kali," ujar Iqbal kepada wartawan, Senin (15/3).
Sementara itu, orang tua AA yang berinisial A mengatakan pelaku sempat menunjukkan perilaku yang tidak biasa sebelum membunuh korban di Wisma Topaz pada Jumat (5/3). Bahkan, pelaku kerap marah-marah tanpa sebab.
"Kalau dilihat, dia biasa bilang kenapa ko (kamu). Dan kadang juga, lebih besar suaranya daripada kita ini," ucap orang tua A, Senin (15/3).
Kini, AA ditahan di satu sel bersama dengan tiga tahanan lainnya. Ia sempat bersitegang dengan tahanan wanita lainnya. Akan tetapi, dipastikan tidak ada kekerasan yang terjadi.
ADVERTISEMENT
"Iya sempat juga saling bersitegang saja dengan tahanan wanita lain, tapi cepat ditangani oleh anggota jaga. Tidak ada kekerasan, secara verbal saja," tambah Iqbal.
Iqbal menegaskan, secara fisik, AA terlihat sehat. Hanya saja, AA kerap tak mau makan makanan yang disediakan untuk tahanan.
Untuk memastikan kondisi kesehatan jiwanya, polisi menggandeng P2TP2A Makassar untuk melakukan pemulihan trauma.
"Jadi harus makanan dari luar. Kadang keluarganya bawa 1 kali sehari, atau 2 kali sehari," pungkas Iqbal.
Pada Jumat (5/3), seorang selebgram bernama Ari Pratama (23) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, tewas ditusuk. Ari memiliki jumlah pengikut lebih dari 16 ribu akun Instagramnya.
Ari dan sempat menginap di Wisma Topas, Kecamatan Panakkukang, sekitar pukul 03.41 WITA dan masuk ke dalam kamar nomor 214.
ADVERTISEMENT
Satu jam berselang, Ari keluar dari kamar menuju resepsionis dengan kondisi bersimbah darah. Ia bermaksud meminta pertolongan dan menyampaikan bahwa ia ditusuk oleh teman perempuannya di dalam kamar.
Namun, nyawa Ari tak tertolong meski sempat dievakuasi ke RS Bhayangkara Makassar.