Polisi: Penyerang Imam di Sidoarjo Alami Gangguan Jiwa

4 April 2018 20:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ustadz di Surabaya dianiaya orang gila (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ustadz di Surabaya dianiaya orang gila (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Polisi bergerak cepat menangani kasus pembacokan terhadap Ustadz Tajuddin di Balongbendo, Sidoarjo, Jawa Timur. Sedikitnya sepuluh orang diperiksa sebagai saksi. Sedangkan pelaku Muhamad Rudianto yang mengaku berasal dari Desa Penambangan Kec Balongbendo Sidoarjo (50 meter dari Masjid) diperiksa psikologis dan kejiwaan dari RS Bhayangkara Surabaya.
ADVERTISEMENT
Pada keterangan pasca kejadian, Kapolresta Sidoarjo Kombespol Himawan Bayu Aji menyatakan kasus ini turut ditangani Polresta dan Polsek Balongbendo. "Kami sudah memeriksa sepuluh saksi guna pemeriksaan mendalam," ujar Himawan, Selasa (3/4).
Menurut pemeriksaan tempat kejadian perkara, Rudiyanto tiba-tiba menyerang korban yang tengah memimpin salat Maghrib pada Senin (2/4) malam. Pada rakaat kedua, pelaku menggunakan kapak dari gudang masjid dan membacokannya ke kepala bagian belakang korban.
"Korban menderita luka robek hingga harus diberikan tiga jahitan," imbuh Himawan.
Ustadz di Surabaya dianiaya orang gila (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ustadz di Surabaya dianiaya orang gila (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Saat polisi memeriksa motif pelaku, pelaku menganggap korban (Ustadz Tajuddin) sudah salah dalam pembacaan saat membacakan Surat Al-Fatihah di depan para jemaah salat. Polisi yang mencurigai kondisi kejiwaan pelaku kemudian memeriksakannya ke RS Bhayangkara.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Kabidhumas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, memastikan pelaku pembacokan terhadap ustadz KH. Tajuddin mengalami gangguan depresi atau stress, sehingga bertindak agresif terhadap orang di sekitarnya.
"Pelaku bersangkutan sudah diobservasi kejiwaannya dari dua institusi yakni kepolisian (RS Bhayangkara) dan Ahli Psikiatri Unair. Keduanya berkesimpulan sama bahwa pelaku memiliki gangguan kejiwaan," tandas Frans saat dihubungi Kumparan, Rabu (4/4). (Nps)
GP Ansor Sidoarjo Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Pembacokan
Usai kejadian penganiayaan atau pembacokan terhadap Ustadz K.H Tajuddin, selaku Wakil Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) Kabupaten Sidoarjo, anggota banser Ansor Sidoarjo pun mendatangi kediaman Ustad Tajuddin. Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sidoarjo meminta polisi mengusut tuntas kasus penganiayaan.
Para anggota Banser langsung mendatangi kediaman korban penganiayaan, Ustadz Tajuddin guna mengorek kronologis kejadian yang menimpa tokoh agama setempat di Desa Penambangan Balongbendo, Sidoarjo ini. Mereka juga sempat memberikan pengawalan kepada Ustadz Tajuddin dan di rumahnya.
Pria stress pembacok Kyai. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pria stress pembacok Kyai. (Foto: Dok. Istimewa)
Sementara itu Gerakan Pemuda ansor Sidoarjo juga merasa prihatin dengan kejadian yang menimpa salah satu ulama NU tersebut. GP Ansor meminta pihak kepolisian menguji secara tuntas pelaku penganiayaan saat menjalankan salat berjamaah.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, Ketua PC GP Ansor Sidoarjo Riza Ali Faizin menilai, adanya suatu kejanggalan dalam tindakan penganiayaan pelaku kepada Ustadz Tajuddin. Bila dinyatakan orang gangguan jiwa, namun pelaku juga sempat mengikuti jemaah sebagai makmum Salat Maghrib. Selain itu, pelaku juga sudah menyiapkan kapak sebelum menyerang korban.
"Kami sangat berharap polisi tuntas mengungkap kasus ini. Kalaupun orang gila pelakunya, mana mungkin bisa dia tahu ikut salat juga. Terus sudah dapat kapak sebelum menyerang. Kami prihatin dengan segenap kejadian ini," ucap Riza pada wartawan.