Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Polda Jawa Timur menduga pelaku pembunuhan Budi Hartanto (28), penari asal Kediri yang mayatnya ditemukan dalam sebuah koper di Blitar, Jawa Timur, dianggap terburu-buru dalam melakukan aksinya. Rencana untuk menghilangkan jejak korban terbilang tak rapi.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat mayat ditemukan memang bahwa dia terburu-buru untuk merencakan pembuangannya. Untuk menghilangkan identitas awal dia terburu-buru membuangnya," ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera kepada kumparan di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (9/4).
Rencana pembunuhan yang tak rapi ini dianggap memudahkan polisi untuk menemukan barang bukti hingga melacak pelakunya.
"Jadi tidak ada perencanaan pembunuhan yang cukup rapi," ucap Frans.
Barung menuturkan, dugaan itu muncul lantaran jasad Budi tidak dibuang di sungai di samping lokasi tempat kejadian perkara (TKP). Melainkan dibuang di semak-semak di bawah jembatan.
"Kalau dia rapi (merencanakan pembunuhan) berarti dia buang ke sungai dekat sampingnya. Tetapi kalau dia tidak rapi berarti hanya membuang mayat itu dengan harapan bahwa identitas awalannya sudah dihilangkan," jelas Frans.
ADVERTISEMENT
"Padahal untuk mendapatkan identitas awal itu sangat canggih sekali, cukup dengan darahnya saja kita sudah cukup mendapatkan identitasnya, apalagi lengkap dengan sidik jarinya. Ini yang kita munculkan identitas tidak lagi (bisa) dibantah," ungkap Frans.
Kini pihaknya tengah mencari dua orang yang disebut sebagai saksi kunci dalam kasus pembunuhan Budi. Kendati demikan, jejak keduanya diketahui sudah terlacak di luar Kediri.
"Yang jelas sudah keluar dari Kediri," kata Frans.
Polisi Duga Dedi Dibunuh di Kediri
Frans mengatakan, pelaku diduga membunuh Budi di wilayah Kediri. Sementara Blitar hanya lokasi pembuangan jasad.
"Kronologisnya adalah Kediri tempat di mana terjadinya eksekusi itu sedangkan Blitar adalah tempat di mana dibuangnya mayat korban," kata dia.
ADVERTISEMENT
Dugaan itu muncul karena penemuan barang bukti di dua lokasi, yakni Kediri dan Blitar, yang kemudian dicocokkan dengan hasil laboratorium forensik Mapolda Jatim. Hasil ini mengarah pada lokasi tertentu yang tempat pelaku membunuh Budi.
"Kita mempelajari dari satu lokus ke lokasi lainnya. Dengan melihat bahwa dengan mempertimbangkan juga waktu yang sudah disimpulkan oleh laboratorium forensik, dengan melihat tempo-tempo meninggalnya, dan tempo-tempo di mana ditemukannya, mayat itu berasal dari Kediri," ungkap Frans.
Sebelumnya hasil laboratorium forensik Mapolda Jawa Timur menunjukkan luka benda tajam pada leher disebut sebagai penyebab kematian.
"Di lehernya, ada tebasan di lehernya. Penyebab kematian karena kekerasan benda tajam pada leher," ucap Frans.
Live Update