Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Polisi Sebut Tawuran di Dewi Sartika Sudah Tradisi
25 April 2017 1:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Tawuran antara dua kelompok warga di jalan Dewi Sartika disebut sudah menjadi tradisi di sana. Bahkan pada hari Senin (24/4), tawuran yang terjadi berlangsung hingga dua kali.
ADVERTISEMENT
"Ini persoalan masyarakat yang harus peduli. Anak-anak harus kita bina agar rukun. Secara historis punya konflik," kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo saat meninjau lokasi tawuran, Selasa (25/4) malam.
Lantaran masalah tawuran ini sudah mengakar sejak lama, Andry menyebut perlu keterlibatan semua pihak untuk mencari solusinya. "Penyelesaian bukan hanya dari polisi. Harus dari ulama, RW, ormas kemasyarakatan. Ini yang harus diselesaikan," kata dia.
Sempat reda setelah tawuran pada siang hari, tawuran kembali pecah menjelang tengah malam. Menurut Andry, tawuran kembai pecah karena adanya konsentrasi massa.
"Ini kan waktu kosong. Sehingga mereka berkumpul. Akhirnya mereka tawuran," ujar Andry.
ADVERTISEMENT
Ia pun memastikan tidak ada bom molotov dalam tawuran antar dua kelompok massa tersebut. "Petasan, jadi bukan bom molotov," ujar dia.
Secara terpisah, Ketua RW 03 Kelurahan Cawang Suwarno menyebut kejadian kali ini termasuk tawuran yang paling parah. Sebab kelompok yang bertikai termasuk banyak.
Bahkan dia mencurigai adanya keterlibatan sejumlah orang yang bukan warga sekitar. "Kami curiga sebenernya itu tadi di lapangan bukan cuma dari warga Lurah Cawang Lurah Cililitan. Seluruh ketua RW sekitaran Dewi Sartika udah dipanggil juga buat diberesin," ujar Suwarno.
Ia pun mengaku masih belum mengetahui penyebab tawuran yang disebut sudah lama terjadi ini. "Pokoknya dari dulu kita juga kaga ngarti kenapa. Tiba-tiba saja, enggak jelas, serangan tiba-tiba," kata dia.
ADVERTISEMENT