Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kerusuhan yang terjadi di Wamena meninggalkan duka mendalam. Hingga hari ini tercatat 33 tewas dan 76 orang terluka, 234 mobil dan 150 motor dibakar, serta 465 ruko dan 165 rumah dibakar.
ADVERTISEMENT
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, para kepala suku menyesalkan insiden kerusuhan di Papua. Mereka berharap masyarakat pendatang tak meninggalkan Wamena.
“Kepala suku yang di Wamena. Mereka boleh dikatakan sangat menyesalkan peristiwa tersebut, dan mereka tidak menghendaki,” kata Dedi di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (30/9).
Para tokoh masyarakat itu, kata Dedi, berharap masyarakat pendatang tak meninggalkan Papua. Sebab masyarakat pendatang dianggap sebagai salah satu pendorong perekonomian masyarakat asli Papua.
“Pendatang tersebut cukup banyak memberikan kontribusi kepada masyarakat Papua,” ujar Dedi.
Dedi menyebut sejauh ini sebanyak lima orang telah ditangkap sebagai aktor kericuhan di Papua. Mereka saat ini ditahan di Mapolres Wamena.
Sebelumnya, Komandan Distrik Militer 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto, menyisir bangunan yang terbakar atau yang dirusak pendemo anarkistis.
ADVERTISEMENT
"Data yang kami miliki, 31 orang meninggal dunia akibat sabetan atau luka benda tajam dan juga ada luka terbakar dan dua orang karena sakit," kata Candra, Sabtu (28/9).
Dua orang yang sakit itu, lanjut Candra, meninggal karena penyakit yang berbeda. Satu orang meninggal dunia karena serangan jantung dan seorang lainnya karena keracunan asap genset.
"Saat kejadian, korban bersembunyi di dalam ruang genset, kemudian ia tak keluar dari ruangan itu, sampai keracunan dan meninggal," ujarnya.