Polisi Selidiki Bendera Mirip HTI di Acara yang Digelar Majelis Sang Presiden

8 Juni 2022 14:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah relawan dari Majelis Sang Presiden membacakan deklarasi dukungan kepada Anies Baswedan sebagai Presiden RI 2024-2029 di Hotel Bidakara Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (8/6/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah relawan dari Majelis Sang Presiden membacakan deklarasi dukungan kepada Anies Baswedan sebagai Presiden RI 2024-2029 di Hotel Bidakara Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (8/6/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Sekelompok orang yang menamakan diri Majelis Sang Presiden sempat mengibarkan bendera mirip organisasi terlarang HTI saat menggelar acara deklarasi bertajuk Mendeklarasikan Anies Baswedan Sebagai Presiden RI 2024-2029.
ADVERTISEMENT
Merespons hal itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit mengatakan, pihaknya akan mendalami dugaan pelanggaran pidana terkait pengibaran bendera tersebut.
"Terima kasih infonya, lagi dilidik," kata Ridwan Soplanit saat dihubungi, Rabu (8/6).
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto menyebut, pihaknya belum dapat memastikan apakah bendera itu milik ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) atau tidak.
"Sedang kami dalami bendera apa tersebut, karena bendera HTI ada kemiripan dengan bendera Tauhid," ujar Budhi.
Majelis Sang Presiden menggelar acara deklarasi bertajuk Mendeklarasikan Anies Baswedan Sebagai Presiden RI 2024-2029 di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (8/6).
Dalam acara itu, Anies tidak hadir. Anies juga tidak memberikan pidato atau sambutan dalam bentuk apa pun. Tidak ada juga perwakilan Anies yang hadir dalam acara itu.
Tamu undangan Deklarasi "Sang Presiden" Anies Baswedan minta bendera tauhid untuk diturunkan, Selasa (8/6/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
Deklarasi Dukungan di Bidakara Dinilai Upaya Black Campaign Terhadap Anies
ADVERTISEMENT
Deklarasi dukungan terhadap Gubernur DKI Anies Baswedan yang dilakukan kelompok Majelis Sang Presiden menuai perhatian. Sebab, peserta yang hadir dalam acara tersebut merupakan gabungan dari eks anggota organisasi terlarang, FPI dan HTI, hingga mantan narapidana terorisme.
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, mempertanyakan apakah deklarasi tersebut benar dilakukan oleh relawan Anies atau dilakukan sebagai black campaign terhadap Anies.
"Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk melihat apakah memang itu relawan resmi Anies yang tercatat atau katakanlah memang sengaja melakukan deklarasi itu untuk black campaign terhadap Anies. Itu, kan, bisa terjadi," kata Ujang, Rabu (8/6).
"Oleh karena itu, saya melihat bahwa persoalan ini tidak sesederhana yang kita lihat akan ber-impact atau berdampak kepada Anies sendiri," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ujang menilai ada banyak pihak yang ingin menjatuhkan nama baik atau elektabilitas Anies. Apalagi, Anies sedang disorot karena kesuksesan Pemprov DKI menggelar Formula E akhir pekan lalu.