Polisi Tegaskan Dokter yang Tewas Usai Dikejar Warga Bukan Maling

3 April 2024 21:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolres Mauro Jambi AKBP Wahyu Bram (tengah). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapolres Mauro Jambi AKBP Wahyu Bram (tengah). Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kapolres Mauro Jambi, AKBP Wahyu Bram, menegaskan Dwi Fatimahyen (29), dokter di Jambi yang tewas kecelakaan usai dikejar warga dan polisi, bukan pelaku pencurian. Dalam kejadian itu, warga yang mengejar Dwi memang sempat meneriakinya maling.
ADVERTISEMENT
"Saya tegaskan, yang bersangkutan bukan pelaku pencurian," kata Bram di Jambi, Selasa (2/4) malam.
Namun, menurut Bram, warga sekitar memang sempat mencurigai Dwi karena mengelilingi kompleks rumah mereka di Pondok Cipta, Mestong, Muara Jambi, selama beberapa menit. Saat itu, menurut warga, Dwi juga memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
"Warga ini (yang melihat Dwi) share beritanya ke grup warga kompleks 'ada orang yang ngebut di tempat kita'," jelas Bram.
Kecurigaan warga semakin menguat setelah Dwi tak menghentikan laju mobilnya saat diadang warga. Ia malah menambah kecepatan mobilnya.
"Saat itu kondisinya gelap, kacanya juga gelap, sehingga tidak tahu bahwa di dalam mobil adalah perempuan," ucap Bram.
Dari sanalah warga kemudian mengejar Dwi. Dalam pengejaran itu, polisi yang sedang patroli kemudian ikut mengejar karena Dwi memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
ADVERTISEMENT
"Anggota kami sudah menggunakan toa dan meminta berhenti. Kalau warga yang ngejar dan ditakuti begal, itu masih wajar," kata Bram.

Tewas Tabrak Tiang Listrik

Kondisi mobil yang dikendarai Dwi Fatimahyen (29), dokter muda yang tewas saat kecelakaan tunggal di jalan lintas, Sekernan, Muaro Jambi. Foto: kumparan
Setelah satu jam kejar-kejaran, Dwi sampai di daerah Sakernan. Saat itu meski kondisi lalu lintas padat, Dwi tetap memacu mobilnya untuk mengindari polisi.
Nahas ia berpapasan dengan truk dari arah sebaliknya, dan langsung banting setir ke kanan. Ia kemudian kehilangan kendali dan menabrak tiang listrik dan rumah warga hingga tubuhnya terpental keluar mobil.
"Dari jalan yang berlawanan ada truk. Akhirnya banting setir ke kanan. Terjadilah kecelakaan menghantam rumah warga," kata Bram.

Korban Sosok yang Mudah Panik

Dwi Fatimahyen. Foto: Dok. Istimewa
Sepupu Dwi, Erwin, menuturkan korban memang gampang panik. Ia menduga hal itu pula yang membuat Dwi tidak bisa mengendalikan diri saat dikejar beberapa orang.
ADVERTISEMENT
"Kalau kondisi seperti itu, ia cemas, gugup, dan kagetan. Semakin dikejar oleh warga dan aparat, semakin ngebut dia membawa mobilnya,” kata Erwin.
Ia juga menegaskan tak mungkin Dwi melakukan pencurian mobil seperti yang diteriakkan warga. Apalagi mobil yang dikendarai merupakan milik keluarga Dwi dan punya surat-surat lengkap.
"Kalau tidak bisa membuktikan tolong klarifikasi bahwa tuduhan itu tidak benar. Supaya nama baik beliau itu pulih lagi. Apalagi mengingat beliau sudah meninggal dunia,” kata Erwin.