Polisi Tembak Mati Pembunuh Driver Taksi Online, ini Alasannya

2 Desember 2021 20:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi TKP pembunuhan. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TKP pembunuhan. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Polisi mengungkap kasus pembunuhan dan perampokan yang menewaskan sopir taksi online, Muhammad Idris (42) di Kota Medan. Pelakunya inisial IGL (43), tewas ditembak polisi karena berusaha kabur saat ditangkap.
ADVERTISEMENT
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko, mengatakan pembunuhan driver taksi online itu bermula pada, Selasa (30/11). Awalnya IGL bertemu dengan temannya yang bernama Santos di Jalan TB Simatupang, Kecamatan Medan Sunggal.
Mereka membicarakan proyek pekerjaan yang berada di Banda Aceh. Kemudian setelah berbicara dengan Santos, IGLberencana bertemu dengan pemborong proyek di Hotel di Jalan Cirebon, Kota Medan.
Dia lalu meminta Santos memesankan Gocar ke Hotel.
“Kemudian korban merespons orderan tersebut dan membawa pelaku menuju tujuan sesuai aplikasi,”ujar Riko saat paparan di Mapolrestabes Medan, Kamis (2/12)
Namun setelah sampai di lokasi, tersangka tidak mau membayar ongkos taksi online. Alasannya tidak punya uang.
“Lalu terjadi cekcok berujung perkelahian, antara pelaku dan korban. Pelaku memukul korban dan mencekik korban hingga tidak bernyawa,” ujar Riko.
ADVERTISEMENT
Setelah kejadian itu, IGL lalu membawa mobil korban Daihatsu Sigra. Dia lalu membuang jasad korban di Jalan Kanal, Kecamatan Medan Johor, tepatnya di depan SMA N 13 Medan.
“Setelah itu dia (IGL) pulang menuju rumahnya di Jalan Amplas,” ujarnya
Setelah pulang ke rumahnya, IGL menaruh mobil milik korban, lalu pergi lagi ke Jalan Pertahanan, Kota Medan. Dia lalu bertemu temannya bernama Syafrizal.
Kemudian bersama Syahrizal, dia mengendarai sepeda motor untuk membeli narkoba.
Usai membeli narkoba tersangka menemui temanya yang lain yakni Rahmadsyah. Dia lalu mengajak Rahmadsyah, untuk sama sama mengambil mobil korban di rumahnya.
Mereka lalu pergi ke Jalan Jermal Kota Medan, untuk menemui temannya yang lain di sebuah warung. Setelah memarkirkan mobil, mereka lalu berjalan kaki menuju warung.
ADVERTISEMENT
“Pada saat berjalan kaki IGL menyuruh Rahmadsyah kembali ke mobil untuk mengambil mancis (korek api). Lalu pada saat itulah Rahmdasyah diamankan oleh pihak kepolisian,” ujar Riko.
Tidak lama berselang, kata Riko polisi menangkap IGL. Lalu polisi melakukan pengembangan dengan mengajak IGL ke rumah Santos. Belum sampai di rumah Santos tepatnya di Kecamatan Medan Sunggal, IGL beralasan ingin buang air kecil.
“Saat mau diturunkan dari mobil pelaku, dia (IGL) melawan anggota polisi dan berupaya mengambil senpi anggota kami,”ujar Riko.
Pada saat kejadian polisi sempat memberikan tembakan peringatan namun tak dipedulikan IGL. Akhirnya polisi menembak bagian tubuh IGL, hingga akhirnya tewas.
“Pelaku tersungkur dan segera petugas membawa pelaku membawa ke RS Bhayangkara Medan untuk mendapat pertolongan pertama, namun sesampainya di RS Bhayangkara pelaku dinyatakan tewas,” tutup Riko.
ADVERTISEMENT