Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sebanyak 14 orang terbunuh dan 865 terluka setelah aparat keamanan Irak melepaskan tembakan ke arah demonstran.
ADVERTISEMENT
Demo tersebut terjadi sepanjang Senin (28/10) malam di beberapa tempat, termasuk di kota suci Syiah, Karbala. Mayoritas korban tewas dan luka jatuh di Karbala.
Sementara itu di kota Nassiriya, sebanyak tiga demonstran kehilangan nyawa. Mereka tewas akibat luka tembak.
Demo di Irak pada Senin (28/10) memasuki hari keempat. Demonstran turun ke jalan untuk memprotes pemerintahan Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi.
Pemerintahan Mahdi dituduh korupsi dan tidak dapat tersentuh hukum. Sejak gelombang pertama demo berlangsung, 1 Oktober 2019, jumlah korban tewas mencapai 250 orang.
Unjuk rasa di Irak dipicu kesulitan ekonomi dan korupsi yang merajalela. Situasi sulit terjadi sejak invasi AS pada 2003.
Pada Senin (28/10) malam situasi di Irak berubah mencekam. Mahasiswa yang dilarang berdemo, melawan perintah tersebut dan turun ke jalan Karbala.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, aparat keamanan dibantu sejumlah tentara bertindak represif. Bukan cuma melepaskan tembakan, para demonstran juga dipukul dengan benda tumpul.
Militer Irak bereaksi mendengar ada anggotanya yang memukuli demonstran. Kementerian Pertahanan mengutuk keras tindakan kekerasan dan menegaskan sekumpulan tentara tidak merepresentasikan militer seutuhnya.
Demi meredakan ketegangan, ulama Syiah berpengaruh Moqtada al-Sadr menyerukan pemilu dini. Hingga kini, pemerintah Irak belum memastikan apakah akan mengabulkan permintaan Moqtada atau tidak.