Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Polisi Temukan Luka Lebam di Jasad Siswa di Sulsel yang Tewas saat Diksar Alam
17 Maret 2021 13:07 WIB
ADVERTISEMENT
Kapolres Luwu Timur AKBP Indratmoko mengatakan pihaknya menemukan sejumlah luka lebam di tubuh Rifaldi (17), siswa SMKN 2 Luwu Timur yang tewas saat mengikuti kegiatan pendidikan dasar (Diksar) Komunitas Pecnta Alam di Gunung Batu Putih.
Luka lebam itu semakin kuat mengindikasikan ada kekerasan fisik yang dialami oleh Rifaldi sebelum tewas . Beredar informasi yang menyebut di kaki Rifaldi ada luka bakar. Namun, Indriatmoko masih melakukan pemeriksaan.
ADVERTISEMENT
"Ada luka lebam di tubuh korban . Tapi soal luka bakar di kakinya tersebut, kami belum temukan," kata Indratmoko kepada kumparan, Rabu (17/3).
Belum diketahui pasti penyebab kematian siswa SMK ini, Indratmoko menjelaskan pihaknya masih terus melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi, baik peserta maupun panitia diksar.
"Sudah ada 14 saksi yang diperiksa. Baik dari peserta maupun panitia. Belum ada yang ditetapkan tersangka," tambahnya.
Diksar di Gunung Batu Putih
Diksar KPA Sangkar Kreatif Anak Rimba tersebut dilakukan di Gunung Batu Putih, Desa Batu Putih, Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur, pada Sabtu (13/3) lalu.
Korban berangkat ke Gunung Batu Putih untuk mengikuti proses pendidikan dasar bersama dengan 30 orang lainnya sejak selasa (9/3) hingga Minggu (14/3).
ADVERTISEMENT
"Dalam kegiatan itu, ada rangkaian latihan fisik berupa push up dan mengguling. Dan usai kegiatan itu, korban mengeluh sakit," ucap Indratmoko.
Saat korban mengeluh sakit, panitia diksar sempat memberikan pertolongan pertama. Tapi, kondisi korban terus memburuk dan terpaksa dilarikan ke Puskesmas Tana Lili.
Malangnya, saat dalam perawatan, korban dinyatakan meninggal dunia. Jasad korban kemudian dibawa ke rumah duka di kampung Kawawotu, Kecamatan Wotu, Luwu Timur.
"Orang tua korban menyesalkan kegiatan ini dan menganggap kematian anaknya tak wajar," jelas Indratmoko.