Polisi Tingkatkan Keamanan Jika Demo Lanjutan Tolak Omnibus Law di Bandung Rawan

7 Oktober 2020 21:24 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah demonstran menutup jalan saat unjuk rasa di Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/10/2020). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah demonstran menutup jalan saat unjuk rasa di Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/10/2020). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sudah 2 kali massa aksi yang menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Jabar, Bandung, berujung ricuh. Jika ada aksi lanjutan dari massa yang dinilai rawan, polisi bakal meningkatkan jumlah personel pengamanan.
ADVERTISEMENT
"Kita lihat data dari intelijen, apakah rawan kalau rawan ya akan kita tingkatkan, sampai sata ini kita belum mendapat masukan dari intelijen terkait besok," kata Kapolrestabes Bandung, Kombes Ulung Sampurna Jaya, kepada wartawan pada Rabu (7/10).
Sejauh ini, Ulung belum dapat memastikan jumlah massa yang akan datang saat aksi pada Kamis (8/10). Namun, polisi bakal tetap mengamankan aksi demo masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasinya. Asalkan, massa aksi tak melakukan tindakan anarkistis.
"Kami melakukan pelayanan terbaik ke masyarakat yang melakukan aspirasinya kepada pemerintah, akan kita dukung dan kita jaga, sehingga aspirasi masyarakat berjalan lancar dan baik," ucap dia.
Sejumlah mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/10). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
Adapun pada aksi hari ini, Ulung memastikan, tak ada anggotanya yang terluka. "Alhamdulillah, tidak ada petugas yang terluka," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Diketahui aksi di depan Gedung DPRD Jabar pada hari ini berujung ricuh menjelang petang. Mulanya, massa aksi melempar ke arah gedung dewan menggunakan batu ataupun botol air mineral. Massa aksi mendesak masuk ke dalam gedung dewan.
Sempat terjadi aksi saling kejar di antara petugas dan massa aksi hingga akhirnya massa dipukul mundur dengan water cannon dan gas air mata.
Setelah didesak mundur, massa sempat terlihat di Jalan Dago. Mereka melakukan aksi pembakaran di tengah jalan. Polisi kembali membubarkan mereka.