Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Polisi Ungkap Pabrik Pengemasan MinyaKita di Depok, Temukan Mesin Volume 800 Ml
11 Maret 2025 12:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Saat menggeledah pabrik itu, polisi menemukan bukti kuat adanya praktik pengurangan minyak sehingga tak sesuai label pada kemasan.
Awalnya, polisi menelusuri laporan penjualan MinyaKita dengan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Pengungkapan ini berawal dari kegiatan sidak Bapak Menteri Pertanian Republik Indonesia bersama-sama dengan Satgas Pangan Polri dan beberapa kementerian serta lembaga terkait di Pasar Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Di sana ditemukan adanya penjualan MinyaKita dengan harga di atas HET,” ujar Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Polri Helfi Assegaf dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (11/3).
Hasil uji isi kemasan menunjukkan bahwa minyak yang seharusnya berisi 1 liter atau 1.000 mililiter (ml), kenyataannya hanya berkisar antara 700 hingga 800 ml. Temuan ini kemudian mendorong Satgas Pangan melakukan penyelidikan ke produsen minyak tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada Minggu (9/3), tim menemukan lokasi produksi di Jalan Tole Iskandar, Sukamaju, Cilodong, Depok, Jawa Barat.
“Tim melanjutkan kegiatan dengan penggeledahan dan ditemukan barang bukti di sana berupa minyak kita yang sudah diproduksi. Kemudian dokumen-dokumen yang terkait dengan penjualan minyak kita tersebut,” kata Helfi.
Dalam penggeledahan, tim menemukan bukti berupa MinyaKita yang telah diproduksi, dokumen terkait penjualan, dan mesin produksi yang digunakan untuk mengemas minyak.
“Di mesin tersebut tertera volume yang sudah disetting, satu di angka 802 ml dan satu lagi 760 ml. Jadi volumenya disetting manual, dan minyak yang keluar sesuai dengan angka di mesin itu,” jelas Helfi.
Selain mesin, penyidik juga melakukan penyitaan terhadap 450 dus MinyaKita kemasan pouch dari truk yang siap distribusi, 180 pouch di dalam gudang, dan 250 krat kemasan botol.
ADVERTISEMENT
“Kami juga menyita 30 unit filling machine untuk jenis pouch bag, 40 unit filling machine untuk botol, 3 unit heavy bag, mesin sailor, 4 unit timbangan, dan 80 drum kosong kapasitas 1000 liter. Total barang bukti yang kami amankan sebanyak 10.560 liter minyak,” ungkap Helfi.
Satu orang berinisial AWI telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. AWI berperan sebagai pemilik, kepala cabang, sekaligus pengelola pabrik tersebut.
Berdasarkan pemeriksaan, bahan baku minyak didapatkan dari PT ISJ melalui seorang trader berinisial D di Bekasi, sedangkan kemasan botol dan pouch diperoleh dari PT MGS di Bekasi.
“Tersangka menjalankan usaha tersebut sejak Februari 2025 dengan kapasitas produksi usaha 400 sampai 800 karton sehari dalam bentuk kemasan maupun pouch,” kata Helfi.
ADVERTISEMENT
Atas perbuatannya, AWI dijerat dengan berbagai pasal dalam Undang-Undang Pelindungan Konsumen, Undang-Undang Pangan, Undang-Undang Perindustrian, dan Undang-Undang Perdagangan, serta KUHP.