Polisi Usut Dugaan Eksploitasi Anak dalam Kasus Bocah Tewas di Toren

20 Juli 2020 12:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ayah Tiri Bocah 5 Tahun Tewas dalam Toren. Foto: Rachmadi Arsyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ayah Tiri Bocah 5 Tahun Tewas dalam Toren. Foto: Rachmadi Arsyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Polisi melibatkan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk mendalami dugaan tindakan eksploitasi anak dalam kasus pembunuhan bocah 5 tahun yang ditemukan tewas di toren, di Cicalengka, Kabupaten Bandung.
ADVERTISEMENT
Jasad bocah di toren air itu ditemukan usai dibunuh oleh ayah tirinya sendiri. Ternyata, pelaku bernama Hamid Arifin (25) sehari-hari bekerja sebagai pengamen.
Kapolresta Bandung Kombes Hendra Kurniawan menjelaskan, Hamid rupanya kerap mengajak korban untuk ikut mengamen di kawasan Kota Bandung. Selain itu, tempat tinggal korban juga rupanya dihuni oleh beberapa anak lainnya, namun tak dirinci lebih jauh status mereka.
Ayah Tiri Bocah 5 Tahun Tewas dalam Toren. Foto: Rachmadi Arsyad/kumparan
"Kita panggil instansi terkait P2TP2A. Ada beberapa anak kecil juga yang masih di sana, mereka juga kadang sehari-hari dibawa ngamen di daerah Bandung Kota, Buah Batu. Jadi ini mungkin juga kegiatan eksploitasi anak, ini sedang kita dalami," kata Hendra di Mapolresta Bandung, Senin (20/7).
Kepada wartawan, tersangka Hamid mengaku biasanya mangkal di kawasan Dago. Biasanya, ia mengamen sendiri dan terkadang dibawa juga adiknya. Sementara korban sering diajak mengamen oleh ibunya, Siti Aisyah.
ADVERTISEMENT
"Setahun terakhir mengamen. Korban sama mamanya ngamen juga. Saya ngamen di daerah Dago sendiri," ucap Hamid.
Fani Membantu Rida Mengumpulkan Uang Dari Warga Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Kalau ngamen bukan saya yang nyuruh, cuma diajak sama mamanya aja. Kalau saya sendiri atau enggak sama adik saya ngamennya," lanjut dia.
Bocah perempuan berusia 5 tahun ditemukan tak bernyawa di dalam toren setelah sempat diduga hilang pada Jumat (17/7). Setelah melakukan penyelidikan dan mendalami keterangan saksi, Hamid kini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan ini.
Hamid membunuh korban lantaran merasa tersinggung atas perkataan kasar korban ketika menanyakan ibunya. Pelaku juga berada dalam keadaan mabuk minuman dan obat keras ketika mengeksekusi korban.
"Pada saat menegur pelaku ini si korban menggunakan bahasa kasar intinya 'Anjing di mana ibu saya? Kenapa tidak pulang sama-sama?' Karena merasa tersinggung, kemudian dalam kondisi mabuk, tadi kita dalami ternyata mabuk Intisari ditambah obat keras sehingga tidak bisa menguasai emosinya," jelas Hendra.
ADVERTISEMENT
Hasil autopsi dari tubuh bocah ini juga ditemukan ada bekas luka tanda kekerasan di bagian lengan kiri korban.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona