Polisi Usut Penipuan Modus Freelance Online yang Bikin Korban Rugi Rp 60 Juta

29 Mei 2023 23:22 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penipuan online. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penipuan online. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polisi menanggapi perkembangan laporan seorang perempuan berinisial Mela (30) yang jadi korban penipuan dengan modus Freelance Online.
ADVERTISEMENT
Laporan tersebut sebelumnya dibuat korban pada 19 Mei 2023 di Polres Metro Jakarta Selatan.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Irwandhy mengatakan, kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan.
"Laporan masih dalam tahap penyelidikan, akan ditindaklanjuti terima kasih," singkat Irwandhy dalam pesan singkatnya, Senin (29/5).
Sebelumnya kasus ini sendiri mencuat lantaran Mela membagikan ceritanya ke akun Instagram miliknya, @melaasy. kumparan telah meminta izin kepada korban untuk mengutip.
"Baru-baru ini aku menjadi salah satu korban SCAM ONLINE dengan iming-iming tawaran FREELANCE ONLINE. Tujuan aku membuat postingan ini adalah untuk membuat kalian lebih aware dengan MODUS PENIPUAN BARU ini!!" tulis Mela di akun Instagramnya, Senin (29/5).
Berikut kronologi awal mula Mela ditawarkan pekerjaan hingga akhirnya sadar dirinya menjadi korban penipuan:
ADVERTISEMENT

Selasa 16 Mei 2023

Pukul 14.23 WIB

Ada chat masuk di WhatsApp yang mengatasnamakan Fellycia dan menawarkan freelance online. Dia mengaku tahu nomor Mela dari database JobsStreet.
"Hal inilah yang membuat aku percaya karena tahun lalu aku memang sempat apply-apply di freelance situs tersebut," tulis Mela.

Pukul 19.50 WIB

Lalu seseorang bernama Anindya mengirimkan pesan ke Mela untuk menjelaskan mengenai sistem kerjanya. Anindya mengatakan pekerjaan ini cukup mudah, cukup follow dan like akun Instagram beberapa merchant perusahaan mereka.
Nantinya setiap satu misi akan mendapatkan imbalan atau fee sekitar Rp 40 ribu-Rp 288 ribu/task.
"Ibarat naikin engagement akun pake bot tapi ini pake real user asli," tulis Mela.
Ilustrasi aplikasi WhatsApp dan Telegram saling berdampingan. Foto: Emre Akkoyun/Shutterstock

Rabu 17 Mei 2023

Pukul 09.00 WIB

Mela kemudian dihubungkan dengan resepsionis 'perusahaan' bernama Anisa Maharani di Telegram. Dia bertugas menjadi admin dan menjelaskan detail pekerjaannya. Dia juga yang meng-invite Mela ke sebuah grup Telegram yang beranggotakan 300 orang.
ADVERTISEMENT

Pukul 10.00 WIB

Anisa menjelaskan soal jadwal kerja. Setiap like dan follow akun Instagram tertentu akan mendapat reward Rp 40 ribu. Setiap menyelesaikan tugas, korban diminta untuk mengirimkan screenshoot sebagai bukti dan dikirim ke grup serta ke Anisa. Setelah itu, reward akan dikirim saat itu juga.

Pukul 12.00 WIB

Setelah menyelesaikan tugas pada pukul 10.00 dan 11.00, Anisa kemudian menjelaskan tugas tambahan yang disebutnya sebagai tugas prabayar setiap pukul 12.00, 15.00, 18.00, dan 21.00. "Di sini kita diminta untuk menaikkan transaction rate di website crypto dengan cara deposit. Nominalnya ditentukan oleh admin," kata Mela.

Pukul 12.00 WIB

Mela diminta deposit Rp 200 ribu dengan reward Rp 90 ribu. Mela awalnya menolak, namun karena testimoni di grup yang mengatakan uangnya langsung kembali dalam hitungan menit, ia akhirnya mau mencoba.
ADVERTISEMENT
"Dan ternyata benar, setelah berhasil menyelesaikan misi tersebut, uang aku langsung kembali ke rekening," jelasnya.

Pukul 18.00 WIB

Saat itu Mela sudah menyelesaikan tugas sampai pukul 17.00 WIB. Pukul 18.00 WIB Anisa mengingatkan Mela untuk mengikuti task lanjutan yang pukul 18.00 WIB.
Awalnya Mela menolak karena ia ingin segera pulang ke kos, namun Anisa membujuknya untuk ikut tugas ini karena kalau tidak ikut, maka reward akan turun dan Mela tidak akan mendapatkan reward tambahan Rp 500 ribu.
"Akhirnya aku join tugas prabayar ini. Awalnya aku request deposit Rp 200 ribu, tapi Anisa bilang kuota yang tersedia Rp 1,5 juta ke atas. Ya udahlah aku ikut. Toh pikirku uangnya akan kembali dengan cepat," cerita Mela.
ADVERTISEMENT
Setelah ditransfer ke rekening yang ditentukan, Mela dikeluarkan dari grup besar dan diundang ke dalam grup berisikan 5 anggota. Grup ini berfungsi ntuk menyelesaikan misi bersama yang dipandu oleh salah satu mentor.

Pukul 18.27 WIB

Di sini mentor memberitahukan ada 2-4 misi tambahan setelah anggota grup menyelesaikan misi pertama. Intinya, mereka tidak bisa mengambil deposit dan reward bila keseluruhan misi belum selesai. Mela dan yang lainnya juga diminta untuk menyelesaikan misi bersama kalau tak ingin reward dan deposit hangus.

Pukul 18.32 WIB

Usai menyelesaikan misi pertama, Mela mengira deposit dan reward sudah bisa diambil. Namun tiba-tiba mentor memberitahukan misi tambahan di mana Mela harus transfer lagi sesuai nominal yang ditentukan. Di sini Mela diminta untuk mentransfer Rp 5,5 juta.
ADVERTISEMENT
"Setelah transfer deposit, aku dikasih petunjuk untuk bertransaksi di situs tersebut, Nah, di sini ada sedikit drama. Aku salah pencet petunjuk yang ditentukan oleh mentor. Akhirnya mentor minta aku untuk transfer lagi Rp 5,5 juta untuk perbaikan data (katanya)," ungkap Mela.

Pukul 19.27 WIB

Setelah mentransfer Rp 5,5 juta, ia pikir misi telah selesai. Namun ternyata mentor kembali memberitahukan ada misi ketiga di mana Mela harus deposit Rp 18 juta.
Mela pun kaget. Saat itu ia sudah mulai curiga, dan ingin segera mengambil deposit serta reward yang sudah ia dapatkan. Akhirnya ia kembali mentransfer Rp 18 juta ke rekening yang ditentukan.

Pukul 19.41 WIB

Setelah menyelesaikan misi ke-3, mentor menginfokan bahwa mereka harus menyelesaikan misi ke-4 atau yang disebut pelaku sebagai misi terakhir.
ADVERTISEMENT
"Di sini ada pilihan deposit, yaitu Rp 35 juta dan 75 juta. Di sini awalnya aku enggak mau ikut misi ini karena saldonya enggak masuk akal. Tapi mereka insist aku untuk ikut, soalnya kalau enggak ikut deposit yang sudah aku transfer sebelumnya akan hangus," jelas Mela.

Pukul 21.33 WIB

Mela bingung setengah mati. Pilihannya adalah ikut misi dengan mentransfer uang Rp 35 juta atau deposit yang sudah ditransfer hangus. Karena ia takut depositnya hilang, Mela kemudian mentransfer lagi Rp 35 juta.

Pukul 21.42 WIB

Usai menyelesaikan misi ke-4, Mela lagi-lagi berpikir semuanya telah selesai, namun ternyata tidak. Saat itu mentor mengabarkan kalau deposit para member--termasuk Mela--tak bisa diambil karena mereka tidak kompak saat memilih jumlah deposit.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada yang transfer RP 32 juta, Rp 75 juta, terus si mentor info kalau kita harus menyelesaikan jumlah deposit member yang vote lebih cepat (which is si yang transfer 75 ini dan kita harus transfer lagi 40 juta). Jujur lemes banget," ungkap Mela.

Pukul 21.49 WIB

Saat itu Mela sudah panik. Ia mengatakan ke mentor kalau sudah tak bisa lagi melanjutkan misi karena saldonya sudah tak ada. Bahkan Mela sempat minta tolong ke member lain untuk meminjamkan uang Rp 40 juta untuk bisa deposit dan withdraw bersama. Namun ternyata tak ada yang mau meminjamkan.
"Oh iya, mereka juga sempat maksa aku buat kirim deposit Rp 40 juta sebelum jam 10 malam. Kenapa? soalnya jam 10 malam itu jam terakhir operasional. Kalau lebih dari itu kita enggak bisa withdraw. Di sini lah aku makin panik," kata Mela.
ADVERTISEMENT

Pukul 21.50 WIB

Dengan kondisi panik, Mela akhirnya menelepon kakak dan teman-temannya untuk meminjam uang Rp 40 juta. Teman dekatnya yang curiga mengingatkan Mela untuk berhati-hati dengan modus penipuan baru yang viral di Twitter.
"Awalnya aku denial, tapi pas cek thread di Twitter ternyata modusnya benar-benar sama persis. Sejak saat itulah aku mulai sadar kalau aku menjadi korban scam online," ungkap Mela.
Mela sempat meminta resepsionis dan mentor mengembalikan uang Rp 60 juta yang sudah ia transfer. Namun mereka menolak dengan dalih misinya belum selesai. Mereka bahkan meminta Mela untuk mentransfer lagi Rp 40 juta, namun Mela menolak.
Surat laporan penipuan online. Foto: Dok. Pribadi/Mela

Jumat 19 Mei 2023

Mela mendatangi Polres Metro Jakarta Selatan untuk membuat laporan. Laporan Mela diterima dengan nomor LP STTLP?B?1501/V/2023/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA tertanggal 19 Mei 2023.
ADVERTISEMENT
"Sekarang aku lagi nunggu panggilan BAP. Kemarin pas lapor, polisi bilang kalau dugaan sementara mereka itu sindikat di Thailand. Jadi orang Indonesia yang menetap di Thailand dan beroperasi di sana," tutup Mela