Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Polisi: Video Pengeroyokan Mahasiswa UKI yang Beredar di Medsos Dimodifikasi
30 April 2025 16:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, menyebut video yang beredar di media sosial terkait kematian mahasiswa UKI Kenzha Ezra Walewangko, telah dimodifikasi.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI di Jakarta Pusat, Rabu (30/4). Dalam video yang beredar itu, disebutkan bahwa Kenzha meninggal dunia akibat dikeroyok.
“Terkait dengan keterangan bahwa ada keributan atau pengeroyokan, kami sampaikan di sini bahwa ada video yang beredar di media sosial, tapi setelah video itu kami serahkan ke Puslabfor, ternyata video itu sudah dimodifikasi. Nanti ada hasilnya dari itu. Dan tidak terlihat bahwa terjadi pengeroyokan, keributan iya. Ada terjadi keributan, tapi tidak terjadi pengeroyokan seperti yang disampaikan,” kata Nicolas di hadapan anggota dewan.
Nicolas juga membeberkan hasil penyelidikan dan keterangan dari total 47 orang saksi, termasuk 26 mahasiswa dan 8 petugas keamanan.
ADVERTISEMENT
Dari keterangan saksi, korban disebut sempat minum bersama di dua lokasi sebelum kejadian, yakni di kampus HIPMI UKI dan di payungan tengah.
“Korban pada saat di payungan tengah itu sebelumnya di kampus HIPMI UKI dia minum vodka bersama dengan dua orang temannya. Selanjutnya sudah habis minuman itu, dia pindah minum arak Bali bersama temannya kurang lebih 10 orang di payungan tengah. Pada saat di payungan tengah itu dia jatuh sendiri tanpa disentuh orang lain, dia jatuh dua kali,” paparnya.
Nicolas melanjutkan, setelah korban tak bisa berjalan sendiri, dia dibopong dua orang saksi menuju pagar kampus. Saat di pagar, korban disebut menggoyang-goyangkan pagar sambil berteriak, lalu terjatuh bersama pagar ke dalam got kering.
ADVERTISEMENT
“Sampai di pinggir pagar, saksi berdiri dan memegang pagar dan menggoyang-goyangkan pagar sambil berteriak rasis. Berteriak rasis itu banyak saksi yang menyatakan dan mendengar itu. Karena goyangan pagarnya itu, korban jatuh dengan pagar bersamaan ke dalam got kering… dan di situ lah korban mulai luka, kepalanya mulai pecah dan di situ mulai darah bercucuran,” ungkap Nicolas.
Korban kemudian diangkat dan sempat dipapah berjalan sejauh 10 meter, namun kembali jatuh lemas di atas aspal. Total, menurut polisi, korban disebut jatuh lima kali sebelum akhirnya dilarikan ke IGD RS UKI oleh dua petugas keamanan menggunakan sepeda motor.
Nicolas menegaskan berdasarkan keterangan saksi dan hasil analisis video, tidak ditemukan bukti pengeroyokan terhadap korban seperti yang sempat viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Keluarga Minta Ekshumasi
Kuasa hukum keluarga Kenzha meminta agar jenazah mahasiswa UKI itu diekshumasi. Sebab, mereka tak percaya dengan hasil penyelidikan serta autopsi yang dilakukan Polres Jakarta Timur.
“Jadi saya fokuskan kembali kita lakukan ekshumasi kepada jenazah Kenzha. Kenapa? Kami bukan tidak percaya dengan hasil autopsi, karena itu adalah sains. Tetapi di balik ke sains itu kami sedikit tidak percaya,” ujar kuasa hukum keluarga Kenzha, Manotar Tantobolong, saat RDP.
Ia pun menyatakan siap menghadirkan saksi-saksi kunci ke Polda Metro Jaya untuk membantu proses penyidikan.
“Jadi kepada yang terhormat penyidik di Polda Metro Jaya, bapak-bapak silakan lakukan penyidikan. Kami akan bawakan saksi-saksi kunci yang ada di TKP untuk memberikan apa yang mereka alami dan lihat pengeroyokan. Segera akan kami bawa ke sana,” jelasnya.
ADVERTISEMENT