Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Polisi terus mendalami kasus pembunuhan trio 'serial killer' Wowon Erwan dkk. Kasus terungkap dari pengembangan kematian keluarga di Bekasi yang awalnya diduga akibat keracunan.
ADVERTISEMENT
Setelah dilakukan penyelidikan, ditemukan fakta bahwa kematian itu ternyata bukan keracunan, melainkan dibunuh dengan cara diracun.
Pembunuhnya ialah trio serial killer: Wowon Erawan alias Aki (60), Solihin alias Ihin (60), dan M Dede Solehudin alias Dede (34).
Dalam pengembangannya, korban Wowon dkk disebut tidak hanya membunuh keluarga di Bekasi. Ketiga sudah menjalankan aksi pembunuhan sebelumnya.
Setidaknya, mereka diduga sudah membunuh enam orang sebelumnya. Sehingga, total jumlah korban mereka mencapai sembilan orang. Korban itu tak lain adalah istri dan mertua Wowon sendiri.
Kesembilan korban itu tersebar di tiga daerah: Bekasi, Cianjur dan Garut.
Korban tersebut adalah: Ai Maemunah (40), istri siri Wowon; Ridwan, anak Ai Maemunah dari Didin, suami pertama; Riswandi, anak Ai Maemunah dari Didin, suami pertama — dibunuh di Bekasi.
ADVERTISEMENT
Lalu korban di Cianjur ada: Noneng, mertua Wowon; Wiwin, anak Noneng; Bayu; Farida, TKW; Halimah, istri siri Wowon; dan ibu Ai Maemunah.
Sementara korban di Garut ialah Siti seorang TKW.
Korban terakhir ini, diakui Wowon dkk sempat membuangnya ke laut, namun kemudian ditemukan oleh warga dan dimakamkan secara layak.
Sementara korban di Cianjur, diduga dikubur di rumah Wowon dan Solihin di Desa Gunungsari dan Desa Kertajaya, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Ini terungkap setelah setelah Polda Metro Jaya dan Tim Laboratorium Forensik (Labfor) melakukan pemeriksaan pada Jumat (10/1).
Dari pemeriksaan itu, polisi menemukan ada empat lubang.
Dua lubang, yang salah satunya digunakan untuk mengubur balita bernama Bayu, ditemukan di rumah Wowon; satu lubang, tempat mengubur dua korban bernama Wiwin dan Noneng, ditemukan di rumah Solihin; dan satu lubang lainnya, yang digunakan untuk mengubur Farida, ditemukan di rumah kontrakan yang disewa Wowon dan Solihin. Keempatnya ditemukan di bagian belakang rumah.
ADVERTISEMENT
Pembunuhan yang dilakukan Wowon ini diduga sudah dilakukan sejak tiga tahun terakhir tepatnya pada 2021.
"[Dilakukan sejak tahun] 2021," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Panjiyoga saat dihubungi, Sabtu (21/1).
Kendati begitu, polisi belum mengungkap lebih jauh soal motif pembunuhan ini. Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, mengatakan timnya masih melakukan pendalaman.
"Masih kita dalami," ungkap Hengki dihubungi terpisah.
Polisi telah mengungkap modus Wowon dkk dalam menjalankan aksinya, yakni dengan iming-iming penggandaan uang.
Mereka membujuk para korban untuk menyerahkan sejumlah uang untuk digandakan. Jika ada korban yang menagih uangnya, mereka akan dibunuh.
Menurut catatan polisi, Wowon dkk telah mendapatkan sekitar Rp 1 miliar dari hasil kejahatan mereka. Uang itu kemudian ditampung di rekening Dede Solihudin, namun kartu ATM-nya dipegang oleh Wowon.
ADVERTISEMENT
Live Update