Politikus Golkar soal Usul Kepala BPIP Diganti: Perlu Perkuat Sosialisasi

19 April 2022 15:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komisi VIII DPR F-Golkar John Kenedy Azis.
 Foto: DPR RI
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi VIII DPR F-Golkar John Kenedy Azis. Foto: DPR RI
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi II DPR Fraksi Golkar, John Kenedy Azis, menanggapi usulan Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang meminta Kepala BPIP Yudian Wahyudi diganti.
ADVERTISEMENT
Menurut John, lembaga tersebut memang pernah disorot Komisi II DPR yang bermitra dengan BPIP, salah satunya terkait kinerja BPIP yang minim dalam sosialisasi sehingga kurang berdampak di masyarakat.
“Ketika terjadi rapat pembahasan anggaran di Komisi II dan saya hadir, memang BPIP itu sosialisasi tentang tupoksinya itu kurang dapat oleh masyarakat. Sehingga masyarakat jadi bertanya. Apa sih yang menjadi tupoksi dari BPIP sendiri?” kata John ketika dihubungi, Selasa (19/4).
Ia pun menganggap bahwa BPIP tidak perlu dibubarkan, melainkan hanya perlu memperkuat sosialisasi ke masyarakat terkait dengan nilai-nilai Pancasila.
“BPIP itu amatlah penting karena bagaimana supaya masyarakat lebih pancasilais. Pancasila itu bukan hanya sekadar menghafal saja, tetapi bagaimana itu tertanam dan menjadi panduan masyarakat dalam bernegara dan berbangsa,” sebutnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Ketua DPP Golkar tersebut menduga alasan Cak Imin melontarkan pernyataan penggantian Kepala BPIP disebabkan karena kinerja BPIP yang kurang produktif.
Begitu pula masih banyaknya konflik yang terjadi di masyarakat, seperti demo mahasiswa di depan DPR pada Senin (11/4) lalu yang berakhir ricuh, sehingga peran BPIP dipertanyakan.
“Tentu kita ingin tahu alasan Cak Imin meminta mundur Kepala BPIP. Ada dasar-dasar atau bagaimana atau kurang produktif. Tentu ada alasannya,” ujarnya.
“Sehingga kalau betul seumpamanya itu (sosialisasi berjalan maksimal) terjadi, hal-hal yang berkenaan seperti yang disampaikan (konflik di masyarakat) tidak terjadi,” tandas John.