Politikus PAN Sentil Diaz soal Santri Tutup Telinga: Jangan Mudah Cap Radikal

16 September 2021 11:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisi VIII Yandri Susanto saat rapat kerja nasional (Rakernas) 2020 Ditjen Binmas Islam Kemenag RI. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komisi VIII Yandri Susanto saat rapat kerja nasional (Rakernas) 2020 Ditjen Binmas Islam Kemenag RI. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi VIII DPR, Yandri Susanto, turut bicara menanggapi video viral para santri yang menutup telinga saat mendengar musik di lokasi vaksinasi. Ia menilai hal ini wajar dan siapa pun harusnya tak perlu sinis pada sikap para santri tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, alasan para santri menutup kuping yakni untuk menjaga hafalan Al-Quran. Ia pun mengkritik sejumlah pihak, salah satunya Staf Khusus Presiden Jokowi Diaz Hendropriyono, yang menilai santri tersebut mendapat ajaran yang salah.
“Jangan gampang melabeli orang lain radikallah. Itu sikap yang biasa. Mereka santri penghafal Al-Quran. Wajar saja jika ingin memilih fokus pada hafalannya dan tidak mau mendengar musik. Itu hak mereka,” kata Yandri dalam rilisnya, Kamis (16/9).
Ketua Umum PKPI Diaz Hendropriyono di Kantor Wakil Presesiden, Jakarta, Selasa (26/11). Foto: Nadia Riso/kumparan
“Setiap sel dalam tubuh kita punya memori tersendiri, telinga punya memori tersendiri. Kalau santri penghafal Al-Quran tidak mau telinganya diisi memori lain selain Al-Quran, itu pilihan mereka. Tidak menjelaskan mereka radikal,” imbuh Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Lebih lanjut, Yandri meminta masyarakat tidak meributkan hal-hal yang tidak substansial. Apalagi menuduh pihak-pihak tertentu radikal.
ADVERTISEMENT
“Sudah bagus para santri ini mau divaksin. Itu sikap dari pondok, pengasuh, dan para santrinya yang luar biasa. Soal tidak mau mendengarkan musik, boleh saja. Mereka tidak merugikan siapa pun, tidak melanggar hukum,” ujar dia.
Pernyataan Yandri senada dengan tokoh-tokoh lain yang meminta masyarakat jangan menjadikan hal ini polemik. Seperti disampaikan Yenny Wahid, akademisi Prof. Nadirsyah Hosen, dan pimpinan PP Muhammadiyah Prof. Dadang Kahmad.
“Lebih baik kita diskusikan hal lain yang lebih penting dan produktif. Banyak sekali masalah yang perlu kita selesaikan bersama. Jangan mudah cap orang lain radikal,” tandas Yandri.
Sebelumnya, beredar video para santri Ma’had Tahfidz Al-Quran yang menutup kuping bersama-sama di lokasi vaksinasi. Musik diputar di lokasi untuk peserta vaksin yang tengah menunggu giliran.
ADVERTISEMENT
Video tersebut ini viral di media sosial dan menimbulkan polemik. Sejumlah pihak seperti Diaz Hendropriyono dan Deddy Corbuzier kemudian menanggapi video tersebut dengan komentar sinis.