Politikus PAN soal Gedung DPR Ditandai 'Sarang Tikus': Wajar, Kritik itu Vitamin

3 Juli 2023 18:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendagri Tito Karnavian menyampaikan Pembicaraan Tingkat II pada Rapat Paripurna DPR RI, Jakarta, Selasa (4/4/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mendagri Tito Karnavian menyampaikan Pembicaraan Tingkat II pada Rapat Paripurna DPR RI, Jakarta, Selasa (4/4/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota DPR Fraksi PAN, Viva Yoga Mauladi, menganggap wajar pelabelan negatif yang menyebut Gedung DPR/MPR sebagai ‘sarang tikus’ di Google Maps. Menurutnya, ini adalah cara masyarakat mengkritik para wakilnya.
ADVERTISEMENT
“Jika ada kritikan, umpatan, makian kepada lembaga-lembaga negara, termasuk kepada DPR RI, adalah hal yang wajar saja dalam kehidupan demokrasi,” kata Viva saat dimintai tanggapan, Senin (3/7).
“Setiap lembaga negara, termasuk DPR RI harus dikritik. Karena kritik itu adalah bagian dari check and balances dalam rangka agar kinerja, performance, dan rencana pencapaian target terutama dalam pembuatan Undang-undang dapat secara eskalatif ditingkatkan,” lanjutnya.
Sama seperti anggota dewan dari fraksi lainnya, ia menganggap label ‘sarang tikus’,’peternakan tikus’ adalah vitamin untuk lebih semangat bekerja.
Viva Yoga. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
Meskipun kritik yang diberikan dibalut oleh kata-kata kasar, menurutnya, ini adalah bentuk ekspresi kebebasan berpendapat warga negara. Semua ini juga diatur dalam UUD 1945.
“Kritik dari masyarakat menandakan bahwa adanya kekuatan civil society dalam proses bernegara. Dalam negara demokrasi, keberadaan civil society adalah penting. Ciri civil society adalah kelompok di luar negara yang memiliki ciri mampu membatasi intervensi negara, bersikap kritis, dan memiliki posisi independen,” pungkasnya.
Screenshot Google Maps untuk Gedung DPR. Foto: Dok. Istimewa