Politikus PDIP Aria Bima: Kami Tak Mau Calon Presiden Sampai 18 Orang

9 Januari 2025 20:03 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aria Bima saat menghadiri rapat panja Jiwasraya dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (23/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aria Bima saat menghadiri rapat panja Jiwasraya dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (23/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Politisi PDIP Aria Bima menyebut partainya tak ingin ada pembeludakan calon presiden imbas dihapusnya presidential threshold oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Apa alasannya?
ADVERTISEMENT
“Kita juga tidak ingin nanti calon presidennya terlalu banyak, misalnya Pemilu diikuti oleh 18 partai politik nanti Pilpres bisa-bisa juga, bisa-bisa 18 calon presiden,” ujarnya di Hotel Pullman Central Park, Jakarta pada Kamis (9/1).
“Apakah mungkin 18 calon presiden berkontestasi di dalam putaran pertama, baru kemudian putaran kedua terjadi koalisi,” sambungnya.
Menurutnya, keputusan MK ini harus dilihat kembali plus dan minusnya. Ia menyebut, PDIP tidak akan langsung setuju, tapi akan membahasnya terlebih dahulu.
“Nah ini yang tentu menjadi plus-minusnya, kita akan membahas, tidak langsung kita setuju begitu saja, tapi dengan catatan-catatan mempertimbangkan ekses-ekses,” tuturnya.
“Kalau sampai Pemilu Pilpres diikuti dengan calon dan bagian besar dan itu apakah semakin efektifnya demokrasi atau justru akan menjadi blessing in disguise, membuat situasi demokrasi ini kontestasi Pilpres ini menjadi tidak kondusif,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Keputusan MK nomor 62 menghapus aturan presidential threshold 20%. Dengan kata lain, kini semua partai politik bisa mencalonkan presidennya tanpa perlu berkoalisi.