Politikus PDIP: Pilkada Bukan Hajatan Elite, Biar Rakyat Pilih Pemimpinnya

16 Agustus 2024 10:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aria Bima Wakil Ketua Komisi VI saat dijumpai di DPR RI, Senayan, Kamis (16/8/2024).  Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aria Bima Wakil Ketua Komisi VI saat dijumpai di DPR RI, Senayan, Kamis (16/8/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Aria Bima, berharap Presiden Joko Widodo selalu tegak lurus pada demokrasi. Dia mengingatkan perhelatan demokrasi terdekat, Pilkada serentak 2024, bukanlah acara hajatan milik para elite.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Aria Bima jelang pembacaan pidato Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR, DPR, DPD.
"Kita tetap berharap bagaimana penguatan persoalan demokrasi ini penting menghadapi Pilkada, jangan sampai kita berharap presiden tetap tegak lurus dalam proses kita konsolidasi demokrasi. Kita berharap jangan sampai, demokrasi saat ini mengarah pada suatu proses otoriterisme," ujar Aria kepada wartawan di depan Gedung Nusantara 2 DPR RI, Senayan, Jumat (16/8).
Wakil Ketua Komisi VI itu berharap dalam pidato kepresidenan nanti, Jokowi dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat soal pentingnya menegakkan demokrasi.
Ia mengingatkan bahwa Pilkada merupakan hajatan rakyat, bukan milik segelintir elite.
Ilustrasi pemilih pada Pilkada. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
"Saya berharap nanti pidato akan memberikan pencerahan pada itu dan kami percaya karena Pak Presiden Jokowi dilahirkan dari seorang pemimpin di dalam satu proses demokrasi," ujar Aria.
ADVERTISEMENT
Aria selanjutnya menyinggung soal pentingnya pidato Jokowi nanti. Selain untuk demokrasi Indonesia, namun juga untuk menjamin keutuhan perekonomian, sosial, dan politik di tanah air.
"Pidato hari ini menjadi penting. Harapan-harapan untuk demokrasi yang selalu sehat dan ekonomi tidak masuk ke jurang situasi yang krisis ekonomi, yang itu sangat berbahaya menjadi krisis sosial bahkan krisis politik di tahun-tahun mendatang. Terutama masa akhir tahun 2024," tutupnya.