Politikus PDIP soal Desakan Pembubaran BPIP: Tak Perlu Sebentar-sebentar Marah

18 Agustus 2021 13:05 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
ADVERTISEMENT
Politikus PDIP Hendrawan Supratikno menanggapi munculnya desakan pembubaran BPIP yang disuarakan oleh beberapa pihak. Hendrawan mempertanyakan apakah mereka yang mendesak BPIP dibubarkan sejak awal tidak setuju badan tersebut didirikan.
ADVERTISEMENT
"Yang mendesak terasa orang atau kelompok yang dari awal tidak setuju BPIP, bukan? Coba dicek dan dipelajari lagi," kata Hendrawan saat dimintai tanggapan, Rabu (18/8).
Dalam persoalan yang ada, dia menilai tidak seharusnya pihak atau tokoh-tokoh tersebut marah. Sebab tupoksi soal ideologi memang mancakup hal yang sensitif. Tapi jika dibicarakan secara terbuka, maka tak akan menjadi persoalan yang berlarut-larut.
Ketua DPP PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
"Kita tak perlu sebentar-sebentar marah. BPIP perlu memberi penjelasan tentang rangkaian acara dan tema yang dipilih. Bicara ideologi terkadang memang menyentuh soal yang sepintas sensitif. Namun bila dibicarakan secara terbuka tak jadi masalah," ujarnya.
"Semakin terbuka kita bicara, semakin kuat kita menghadapi hal-hal tak terduga bila sesuatu terjadi di masa depan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Lomba karya tulis BPIP dengan tema 'Hormat Bendera Menurut Hukum Islam' dan 'Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam' memicu kritik. Sejumlah tokoh kemudian menyerukan pembubaran BPIP, di antaranya Waketum MUI Anwar Abbas dan politikus Gerindra.
Setelah memicu polemik, BPIP meminta maaf dan mengganti tema lomba karya tulis tersebut.