Politikus PDIP soal Ma'ruf Amin Tak Memuaskan: Kurang Terpublikasi

17 Februari 2020 13:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden, Ma'ruf Amin memberikan keterangan di Rumah dinasnya Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden, Ma'ruf Amin memberikan keterangan di Rumah dinasnya Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Kepuasan publik dinilai rendah pada Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin. Hal itu merujuk pada hasil riset Lembaga Indo Barometer yang mencatat tingkat kepuasan terhadap kinerja Ma'ruf hanya 49,6 persen. Sementara Jokowi 70, 1 persen.
ADVERTISEMENT
Saat memberi tanggapan, politikus PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan tak sependapat dengan isi survei soal ketidakpuasan pada Ma'ruf Amin.
"Enggak jugalah. Pak Ma'ruf kan jalan terus, cuma kan bisa saja kurang terpublikasi. Enggak mungkin Wapres di kantor terus, merem," kata Trimedya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/2)
"Dan jangan diragukan fisik beliau. Kan orang mengaitkan sering enggak muncul itu dia sakit, hasil waktu menjadi cawapres itu kondisi kesehatannya baik, dan dia belum ada pantangan. Mungkin jauh lebih muda daripada dia ada pantangan, dia belum ada pantangan," sambungnya.
Wakil Presiden Maruf Amin melihat artefak peninggalan Rasulullah SAW di Museum Situs Kepurbakalaan Kesultanan Banten, di Serang, Minggu (16/2). Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Selain itu, menurut Trimedya, saat ini memang Presiden Jokowi yang dijual ke publik. Dan pada saat memilih Ma'ruf Amin menjadi wakil presiden sudah mempertimbangkan aspek sosiologis, politik dan budaya.
ADVERTISEMENT
Dia berpandangan, Ma'ruf Amin memang selama ini ditugaskan untuk bidang pluralisme, menjaga keberagaman di Indonesia.
"Bersinergi dengan tokoh-tokoh agama, kemudian ekonomi syariah segala macam. Kan perannya lebih kepada di sana, sehingga intoleransi yang ada di kita ini bisa menjadi turun ke angka yang paling rendah," kata Trimedya.
Lebih lanjut, legislator Dapil Sumut itu mengatakan, semua memiliki perannya masing-masing. Dia membantah Ma'ruf Amin jarang muncul ketimbang menteri-menterinya.
"Kalau Erick Tohir populer kan wajar, tugas dia berat membenahi BUMN, yang selama ini juga BUMN ini dianggap jadi bancakan parpol, membuat terobosan baru di BUMN dan Erick kan termasuk yang berani melakukan itu, kemudian dia terkenal ya wajar. Kalau Sri Mulyani kan menteri lama dan dia juga jangankan di dalam, di luar negeri juga dia laku," tandasnya.
Trimedya Panjaitan saat diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema "Mengintip Figur Dewas KPK" di Kompleks Parlemen, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT