Politikus PKS Minta Risma Ubah Perilaku Marah-marah: Tak Etis!

4 Oktober 2021 13:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota DPR Komisi VIII, Iskan Qolbi Lubis. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota DPR Komisi VIII, Iskan Qolbi Lubis. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi VIII Fraksi PKS, Iskan Qolbi Lubis, menyayangkan aksi Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma) yang memarahi dan membentak pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Fajar Sidik Napu, di Gorontalo.
ADVERTISEMENT
Ia menilai kemarahan Risma yang disertai ancaman menembak, tak tepat sasaran dan seharusnya tak dilakukan di depan umum.
“Menteri itu tidak harus marah-marah. Seharusnya kan dia bisa bangun sistem, seharusnya yang dia marahin itu eselon I-nya. Itu pun marahnya di kantor, jangan di depan publik. Tidak etis. Juga mempertontonkan ketidakberesan sistem kerja itu,” kata Iskan kepada kumparan, Senin (4/10).
Selain itu, mengingat kemarahan Risma dipicu kesalahan data, Iskan berpendapat mestinya perbaikan sistem secara keseluruhan yang seharusnya dikritisi Mensos itu. Apalagi telah diklarifikasi oleh Fajar bahwa Risma ternyata mendapat informasi yang salah terkait data tersebut.
Mensos Tri Rismaharini marah-marah saat rapat Bansos dengan Pemprov Gorontalo, Kamis (30/10). Foto: Dok. Istimewa
"Ada sistem yang harus diperbaiki, kalau sistem kan enggak satu orang, keseluruhan. Pejabat publik sama rakyat harus santun, kalau dia marah ada yang enggak beres, ya, panggil ke kantor,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, ia menilai Risma boleh saja menegur, namun jangan sampai mempermalukannya.
“Silakan saja. Tapi kan enggak boleh orang dipermalukan depan publik. Dia juga bisa nuntut, lho. Apalagi sampai didorong gitu, kan, bisa nuntut ke pengadilan,” tegas dia.
Lebih lanjut, Iskan menilai aksi marah-marah di depan umum tersebut tak akan menyelesaikan masalah. Ia pun meminta Risma untuk memperbaiki sikap emosionalnya.
“Itu kan enggak nyelesain masalah juga. Jadi saya lihat masalah emosionalnya, menteri ini, [harus diperbaiki]. Dan harus dipahami Indonesia nih kan negara besar, jalurnya panjang, kementerian itu punya penerima manfaat puluhan juta,” papar Iskan.
“Jadi memang saya juga peringatkan terus, sekarang sistem digital aja semua. Kalau digital bisa terkontrol dengan baik. Ya namanya data, kenapa salah? Berarti sistemnya belum benar. Kalau sistem benar kan sudah otomatis,” tambah dia.
Mensos Tri Rismaharini marah-marah saat rapat Bansos dengan Pemprov Gorontalo, Kamis (30/10). Foto: Dok. Istimewa
Iskan juga meminta Kemensos meminta maaf terkait kesalahan informasi data yang menyebabkan pendamping PKH tersebut ‘disemprot’ Risma di depan umum.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, ia berharap Risma dapat introspeksi diri, sementara Presiden Jokowi dapat menegurnya soal perilaku yang kerap emosional.
Sebelumnya, dalam sebuah video Risma terlihat marah dan bahkan mengacungkan jarinya seakan sedang menembak terhadap seorang pendamping PKH di Gorontalo.
Kemarahan Risma terjadi akibat adanya perbedaan laporan antara Program Keluarga Harapan (PKH) setempat dengan data yang disampaikan pejabat Kemensos.