Politikus PPP: Efek Sandiaga Uno Belum Terlihat untuk Partai, Suara Malah Turun

22 Maret 2024 10:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Bappilu PPP, Sandiaga Uno, di Lapangan Islamic Center, Kabupaten Sumedang pada Minggu (28/1). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Bappilu PPP, Sandiaga Uno, di Lapangan Islamic Center, Kabupaten Sumedang pada Minggu (28/1). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anggota Mahkamah DPP PPP Abdullah Mansyur menilai bergabungnya Sandiaga Uno ke partai berlambang Ka'bah itu belum memberikan dampak elektoral bagi partai. Dampak eks politikus Gerindra itu dinilai belum terasa, bahkan PPP untuk pertama kalinya tidak lolos ke Senayan.
ADVERTISEMENT
"Kalau lihat data kuantitatif memang Bang Sandi efeknya belum terlihat kalau lihat data kuantitatif ya gitu. Buktinya ya itu tadi malah turun," kata Abdullah kepada wartawan, Jumat (22/3).
Dia mengatakan tak menutup kemungkinan posisi Sandiaga sebagai Ketua Bappilu akan dievaluasi. Apalagi, Bappilu bukan badan permanen dalam struktur DPP.
"Kalau Bang Sandi Bappilu itu kan badan ad hoc. Jadi bukan badan permanen tentu di akhir ada evaluasi karena dibentuk oleh DPP memang hierarkinya Bang Sandi memberikan laporan pertanggungjawaban ke DPP," katanya.
Ilustrasi tinta di jari usai ikut Pemilu 2024. Foto: Shutterstock
Abdullah menuturkan sebenarnya internal PPP solid menghadapi pemilu 2024. Terlebih,partai tidak mengalami gejolak sebelum pemilu.
"Sebetulnya sih kalau di internal kami itu solid. Kalau kita bandingkan dengan Pemilu 2019 waktu itu kan efek konflik 2014 itu masih ada masih terasa. Kalau sekarang itu kan konflik tidak ada kan gitu, jadi di internal itu kami cukup soft dan memang siap menghadapi pemilu kemarin," tandas Abdullah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU RI yang ditetapkan Rabu (20/3) malam, PPP diketahui hanya mengantongi 5.878.777 suara atau 3,87 persen suara sah. Hasil itu mengakibatkan partai berlambang Ka'bah itu tidak lolos DPR karena tak memenuhi ambang batas parlemen 4 persen.