kumplus- LIPSUS- Amandemen UUD 1945

Polling kumparan: 80,3% Pembaca Tidak Percaya Hasil Survei Pilpres

24 Mei 2023 12:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sebanyak 80,3 persen pembaca kumparan tak percaya hasil survei pilpres. Hal ini terungkap dalam polling yang diedarkan 16-23 Mei 2023.
ADVERTISEMENT
Polling diikuti 3.502 responden. Sebanyak 2.812 orang di antaranya menyebut tak percaya hasil survei. Sementara itu, 690 responden atau 19,7 persennya mengaku percaya.
Saat ini sejumlah lembaga survei terus merilis elektabilitas bakal capres. Tiga nama teratas adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Nama Anies selalu ada di posisi ketiga di semua lembaga survei.
Meski begitu, hasil survei juga dinilai tidak melulu akurat. Di Turki, misalnya, temuan lembaga survei meleset dari hasil pemilu. Recep Tayyip Erdogan nyatanya masih unggul di pemilu Turki putaran pertama pada Minggu (14/5). Padahal sederet survei sebelumnya memprediksi sang petahana tumbang dalam sekali putaran.
Menurut dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia, Aditya Perdana, survei pada dasarnya adalah instrumen objektif. Sebuah survei, kata dia, bisa menjadi prediksi hasil akhir bila dibaca sesuai dengan durasi waktu surveinya. Misal, sebuah survei dilakukan pada awal Mei, maka hasilnya dapat dipakai untuk melihat situasi saat itu demi membaca potensi kemungkinan ke depan seperti apa.
Petugas KPPS menyiapkan surat suara pada pemungutan suara ulang di TPS 71, Cempaka Putih, Tangerang Selatan. Foto: Helmi Afandi/kumparan
“Survei itu potret yang enggak pasti, tapi (bisa) menggambarkan situasi yang jelas di durasi waktu tertentu. Dan klaimnya bisa berubah suatu waktu,” kata Aditya saat dihubungi kumparan, Senin (22/5).
ADVERTISEMENT
Aditya menyebut, hasil akhir yang berubah juga bisa terjadi karena ada gerakan-gerakan tertentu hingga mengubah persepsi publik. Masyarakat yang percaya ini bisa membuat pilihannya terhadap suatu calon berubah.
“Ternyata pemilih kita itu bisa bergoyang, goyah itu pilihannya, sehingga akan mudah dia untuk pindah arah pilihannya. Karena perilaku pemilih kita sendiri itu cenderung enggak secure, ya, dia akan bisa mudah untuk berpindah dari A ke B dengan kondisi-kondisi tertentu,” ujarnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten