Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Polres Bogor: 'Ayah Sejuta Anak' Tak Adopsikan Bayi ke WNA dan Tak Jual Organ
30 September 2022 16:44 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Kepolisian masih terus melakukan pengembangan penyelidikan terhadap kasus penjualan bayi modus adopsi oleh Suhendra Abdul Halim (32) atau yang dikenal dengan julukan Ayah Sejuta Anak . Polisi menepis kabar adanya anak yang diadopsi oleh warga negara asing (WNA).
ADVERTISEMENT
Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin menyampaikan, Kepolisian terus melakukan pengembangan terhadap tersangka yang kini ditahan. Untuk sementara, dalam kasus ini hanya pelaku tunggal.
"Untuk sementara ini masih tunggal, namun penyidik terus bekerja keras melakukan pengembangan terhadap yang bersangkutan," kata Iman, Jumat (30/9).
"Perkembangan terakhir untuk bayi yang berhasil kami amankan kami selamatkan, kami sudah bekerja sama dengan Dinas Sosial dan Dinas Pelindungan Perempuan dan Anak (KPAD, red) Kabupaten Bogor. Sehingga mereka sudah diberikan perawatan yang layak," imbuhnya.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Siswo DC Taringan merinci, dari 10 ibu hamil, 5 di antaranya sudah melahirkan, baru seorang bayi diadopsikan ke salah satu keluarga di Lampung. Seluruh ibu hamil berasal dari luar Bogor, dan luar Pulau Jawa. Tidak ada yang diadopsi oleh WNA.
ADVERTISEMENT
"Tidak benar (diadopsi WNA), belum sampai ke situ. Jadi ada 10 ibu hamil, 5 melahirkan. Seorang bayi yang ke Lampung. Yang empat bayi sudah ditangani Dinsos. Yang lain (5 orang ibu hamil) belum melahirkan," katanya.
Siswo juga mengungkapkan tidak ada motif pelaku untuk melakukan jual beli organ bayi.
"Enggak benar (isu jual beli organ), pure dia merawat bagi ibu hamil yang tidak ada pasangannya, tidak ada suami, sampai dengan melahirkan, setelah itu bayinya ditawarkan siapa yang mau adopsi melalui medsos," ungkap Siswo.
Penyidik, kata Siswo, akan terus berkoordinasi dengan Dinas Sosial terkait motif-motif dan penyaluran pengadopsian bayi kepada keluarga yang diadopsi. Apakah bayi diadopsi sembarang orang atau keluarga mampu.
ADVERTISEMENT
"Karena proses yang dilakukan pelaku ini tidak dilakukan asesmen oleh orang tua adopsinya. Jadi kita tidak bisa memastikan apakah yang mengadopsi itu mampu atau tidak mampu secara ekonomi. Jadi makanya ada aturan yang mengatur. Visitasi dilakukan oleh tim dinas sosial apakah keluarga ini layak direkomendasi," katanya.
Suhendra dalam akun instagramnya 'Ayah Sejuta Anak' ditangkap jajaran Polres Bogor lantaran dugaan menjual bayi dengan modus adopsi.
Dia meminta biaya adopsi bayi Rp 15 juta kepada orang tua asuh. Ia menyebut uang tersebut hanya untuk biaya persalinan dan pemulihan ibu bayi yang baru melahirkan.
Polisi mengatakan tata cara adopsi yang dilakukan Suhendra tidak sesuai aturan dan menjerat Suhendra dengan dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan atau penculikan, penjualan, atau perdagangan anak. Sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 35 2014 tentang perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
ADVERTISEMENT
Konten di Medsos
Suhendra mengungkapkan, para ibu hamil ini datang dengan sendirinya setelah dirinya membuat konten di media sosial Instagram dan TikTok. Dalam konten itu dirinya mengedukasi agar para ibu hamil yang tidak memiliki suami tidak membuang anaknya.
"Dari pada anak itu dibuang atau aborsi, lebih baik anak itu saya biayain sampe lahiran, dan di panti juga aman dan disekolahin sampai SMA. Sudah SMA silakan diambil lagi sama orang tuanya," ungkap pria yang bekerja sebagai sales perumahan ini.
Suhendra Menyangkal Menjual Bayi
Suhendra menjelaskan, para ibu hamil tak bersuami mulai berdatangan sejak awal Februari tahun 2022 ini. Ada sebanyak 10 ibu hamil dan 5 orang ibu hamil sudah melahirkan.
Dari awal melahirkan seluruhnya dibiayai oleh Suhendra. Ibu hamil sendiri meminta agar anaknya diadopsi.
ADVERTISEMENT
"Kalau yang tinggal di rumah terakhir ada 10. Yang sudah lahiran di rumah ada 5. Enggak dijual, sih, ibunya sendiri yang minta adopsi. Niatnya supaya anak enggak diaborsi atau ibunya enggak bunuh diri,," ujar Suhendra.
Lalu dari mana Suhendra membiayai kegiatan sosialnya itu? "Saya jualan properti daerah Ciseeng, saya agensi," jawabnya.
"Rata-rata semuanya yang datang ke saya niatnya anak itu di panti. Dan ini yang nyelip ada satu orang tiba-tiba dia berubah pikiran, anaknya nggak mau ditaruh di panti. Saya pun enggak bisa maksain itu," imbuh Suhendra.
Di akun medsosnya, Suhendra juga sempat memposting bahwa usaha sosialnya ini tidak mulus. Ada saja yang membuat akunnya diblokir sehingga dia harus membuat akun baru.
ADVERTISEMENT