Polri: 1 Pendemo Tewas di Sulteng Diduga Alami Luka Tembak, Akan Dicek Labfor

14 Februari 2022 12:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadiv Humas Polro Irjen Pol Dedi Prasetyo (tengah) memberi keterangan kepada perss di Badung, Bali. Foto: Dok. Polri
zoom-in-whitePerbesar
Kadiv Humas Polro Irjen Pol Dedi Prasetyo (tengah) memberi keterangan kepada perss di Badung, Bali. Foto: Dok. Polri
ADVERTISEMENT
Polri telah mengirimkan tim investigasi untuk mendalami insiden tewasnya 1 pendemo saat unjuk rasa berujung ricuh di Kabupaten Parigi Mautong, Sulawesi Tengah, Sabtu (12/2) lalu. Unjuk rasa tersebut terkait penolakan keberadaan tambang.
ADVERTISEMENT
Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara diduga pendemo tersebut tewas akibat luka tembak. Namun, pihaknya akan memastikan hal tersebut di Laboratorium Forensik.
“Dugaan sementara adalah luka tembak, ini nanti akan dibuktikan tim Labfor, akan diuji balistik beberapa senjata yang nanti akan disampaikan Kapolda,” kata Dedi kepada di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (14/2).
Dedi menyebut, tim investigasi telah mengamankan sejumlah senjata api milik petugas yang terlibat dalam pengamanan unjuk rasa berujung ricuh tersebut. Nantinya, tim akan memeriksa senjata petugas untuk mencari pelaku penembakan.
“Sudah diamankan [senjata api], nanti akan diuji balistik siapa pelakunya pasti akan teridentifikasi,” ujar Dedi.
Sebelumnya diberitakan, demo ricuh terjadi di Parigi Moutong, Sulteng, Sabtu (12/2) malam. Massa yang demo menolak tambang lalu menutup jalan Trans Sulawesi pada pukul 24.00.
ADVERTISEMENT
Polisi meminta pendemo untuk membubarkan diri dan membuka kembali jalan Trans Sulawesi yang mereka tutup. Imbauan tidak diindahkan. Saat pembubaran masa aksi, ditemukan seorang warga yang meninggal dunia. Hingga kini Polisi masih mendalami dugaan penembakan tersebut.