Polri Akan Pantau Titik Rawan Karhutla Pakai Teknologi Satelit

18 Januari 2023 12:31 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas pemadam kebakaran melakukan proses pendinginan lahan gambut yang terbakar di Desa Natai Baru, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (2/1/2023). Foto: Ario Tanoto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas pemadam kebakaran melakukan proses pendinginan lahan gambut yang terbakar di Desa Natai Baru, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (2/1/2023). Foto: Ario Tanoto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Polri menyatakan bakal melakukan pemantauan secara intensif guna mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Pemantauan itu bakal dilakukan setiap hari, di titik-titik rawan terjadi kebakaran.
ADVERTISEMENT
"Pemantauan kita terhadap ancaman karhutla kita lakukan sepanjang tahun, setiap hari. Karhutla akan dapat ditangani dengan baik bila api yang masih kecil sudah dipadamkan," ujar Asops Kapolri, Irjen Agung Setya kepada wartawan, Rabu (18/1).
Dalam teknis pemantauannya, Agung menjelaskan, Polri juga bakal menggunakan bantuan teknologi seperti satelit. Hal ini diperlukan guna mempermudah pencarian titik api.
"Pemanfaatan teknologi satelit untuk menemukan hot spot dan memadamkan dengan cepat adalah kolaborasi pemanfaatan teknologi dan tim pemadaman yang selalu siaga," terang dia.
Kebakaran Hutan di Riau Foto: FB Anggoro/Antara
Dengan pendeteksi api yang cepat, lanjut Agung, kebakaran hutan dapat dicegah agar tidak meluas.
"Polri didukung masyarakat dengan memanfaatkan sistem dan teknologi terus bekerja, sehingga dapat memadamkan karhutla dengan cepat dan efektif pada saat api masih kecil," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) memprediksi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia meningkat pada 2023. Hal ini disebabkan iklim di tahun ini lebih kering dari sebelumnya.
Dua wilayah yang paling rawan kebakaran lahan gambut adalah Riau dan Kalimantan Barat. Anomali sering terjadi di dua wilayah ini. Ketika pada Januari Jakarta sering banjir, tapi dua wilayah ini berulang kali mengalami kebakaran.