Polri Akan Tiru Cara Lembaga Survei untuk Petakan Titik Rawan Kriminal

18 Maret 2025 15:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabaharkam Polri Komjen Fadil Imran pada acara RDP antara Komisi III DPR RI bersama Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (18/3/2025). Foto: YouTube/ TVR Parlemen
zoom-in-whitePerbesar
Kabaharkam Polri Komjen Fadil Imran pada acara RDP antara Komisi III DPR RI bersama Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (18/3/2025). Foto: YouTube/ TVR Parlemen
ADVERTISEMENT
Kabaharkam Polri, Komjen Pol Muhammad Fadil Imran menjelaskan ia akan meniru cara kerja lembaga survei untuk memetakan titik rawan kriminal. Ini adalah bentuk pemeliharaan keamanan lewat metode crime mapping.
ADVERTISEMENT
Dengan metode ini, polisi akan melihat pola kejahatan secara objektif. Lalu mereka memetakan titik-titik kejahatan agar pencegahan lebih efektif.
“Dengan mapping crime, kit bisa mengidentifikasi hotspot crime, menempatkan personel secara lebih presisi dan memastikan bahwa kehadiran polisi benar-benar mencegah peluang kejahatan,” kata Fadil di rapat kerja bersama Komisi I DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/3).
Dengan pemetaan potensi titik kriminal ini, Fadhil berharap bisa mengurangi jumlah patroli Korps Sabhara, yang hasilnya belum tentu optimal.
Eks Kapolda Metro ini juga menjelaskan konsep ini mirip dengan apa yang dikerjakan lembaga survei saat pemilu. Artinya, mereka pemetaan diambil dari basis data atau field research.
“Bahwa field research ini ibarat survei pemetaan suara dalam pilkada ketika kita ingin mengetahui peta elektoral suatu daerah kita tidak bisa melihat hasil pemilu sebelumnya atau mengandalkan opini semata,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Kita harus turun langsung melihat wilayah yang rawan bagaimana kebiasaan masyarakatnya, Apa faktor yang mempengaruhi pilihan mereka dan strategi apa yang paling efektif dalam mendekati mereka,” tambahnya.
Lebih lanjut Polres Depok dipilih sebagai pilot project program tersebut. Fadil menyebutkan alasan dipilih Depok karena wilayahnya yang merupakan representasi dari banyak wilayah di Indonesia.
“Kenapa Depok? Yang pertama representasi wilayah urban dan semi-rural yang mencerminkan banyak karakteristik daerah Indonesia,” ungkapnya.
“Wilayah manageable untuk penelitian awal sebelum diperluas dengan skala nasional,” tutup dia.