Polri: Anton Gobay Pengangguran, Belum Bekerja Setelah Lulus Sekolah Pilot

9 Februari 2023 18:36 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anton Gobay, pilot WNI yang ditangkap polisi Filipina atas kepemilikan senjata. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Anton Gobay, pilot WNI yang ditangkap polisi Filipina atas kepemilikan senjata. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Polri mengungkap sosok Anton Gobay, warga negara Indonesia (WNI) yang ditangkap kepolisian Filipina atas kasus penyelundupan senjata merupakan seorang pengangguran.
ADVERTISEMENT
Hal ini belakangan diketahui dari hasil pemeriksaan dan informasi intelijen yang didapat kepolisian Filipina.
"Yang pasti yang bersangkutan ini adalah pengangguran. Jadi setelah sekolah pilot, belum bekerja tapi mempunyai uang yang cukup lumayan, untuk orang yang tidak bekerja untuk membeli senjata dengan angka yang fantastis," ujar Kadiv Hubinter Polri Irjen Krishna Murti kepada wartawan, Kamis (9/2).
Hanya saja, Krishna enggan mengungkapkan asal usul harta milik Anton Gobay yang digunakan untuk menyelundupkan senjata itu. Dia beralasan, hal ini merupakan informasi intelijen yang tak bisa dibeberkan.
"Dan itu sudah saya lakukan upaya pemeriksaan, interview, dan datanya untuk kepentingan kami. Saat ini tidak bisa dipublikasi," terangnya.
Apel pelepasan personel Polri bantu evakuasi korban gempa ke Turki dan Suriah di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (9/2). Foto: Jonathan Devin/kumparan
Anton Gobay sebelumnya ditangkap bersama dua orang WN Filipina pada Sabtu (7/1) lalu atas kepemilikan senjata api.
ADVERTISEMENT
Dari hasil pemeriksaan, dia memiliki 10 senjata laras panjang jenis M4 kaliber 5,56 mm dan 2 pucuk senjata api laras pendek jenis Ingram dengan kaliber 9 mm. Keduanya dimiliki Anton tanpa amunisi.
Anton Gobay, pilot WNI yang ditangkap polisi Filipina atas kepemilikan senjata. Foto: Dok. Istimewa
Dari hasil pemeriksaan terhadapnya, Anton mengaku hendak menyalurkan senjata tersebut ke Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Dia juga ingin mendukung rakyat Papua dalam kegiatan Operasi Papua Merdeka (OPM).
Disisi lain, Anton juga ingin meraup keuntungan dari penjualan senjata itu. Dia bakal mencari orang yang ingin membeli senjata miliknya dengan harga tertinggi.
Atas kasus tersebut, Anton pun saat ini tengah menjalani proses hukum di Filipina.