Polri Bicara dengan Kemenag soal Kotak Amal Jadi Sumber Dana Teroris JI

18 Desember 2020 17:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bentuk kotak amal milik Jamaah Islamiyah yang tersebar di Jabodetabek.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bentuk kotak amal milik Jamaah Islamiyah yang tersebar di Jabodetabek. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Densus 88 menemukan 20.068 kotak amal yang jadi sumber dana kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI). Kotak amal tersebut terdaftar resmi di BAZNAS sebagai kedok agar tak dicurigai.
ADVERTISEMENT
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) untuk menyeleksi kotak amal yang beredar. Termasuk menelusuri kotak amal mana saja yang masih jadi sumber dana JI.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono. Foto: POLRI
“Terkait kotak amal, kita koordinasi dengan Depag (Kemenag), kita komunikasi di sana berkaitan kotak amal seperti apa,” kata Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (18/12).
“Nanti kita sampaikan ke mereka bahwa kotak amal ini untuk kegiatan teroris. Kotak amal itu dipasang atau tidak, itu dari instansi terkait,” sambung Argo.
Bentuk kotak amal milik Jamaah Islamiyah yang tersebar di Jabodetabek. Foto: Dok. Istimewa
Argo menyebut, terdapat salah satu yayasan yang mencurigakan digunakan JI dalam membuka kotak amalnya. Sistem kotak amal digunakan JI untuk membantu mereka dalam melakukan aksi teror.
ADVERTISEMENT
“Kemudian juga dari Yayasan One Care sedang kita cek dari mana yayasan ini,” ujar Argo.
Sebelumnya diberitakan, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, informasi pendanaan kelompok JI bersumber dari kotak amal berasal dari keterangan dari seorang teroris berinisial FS. Tersangka bagian dari Yayasan Abdurrahman Bin Auf (ABA).
“Iya (kotak amal milik JI),” kata Argo lewat pesan singkatnya kepada wartawan, Kamis (17/12).
Data yang diperoleh kumparan dari Polri terdapat 20.068 kotak amal milik JI. Mereka menyebar kotak amal tersebut di daerah Sumut (4.000 kotak), Lampung (6.000 kotak), Jakarta (48 kotak), Semarang (300 kotak), Pati (200 kotak) Temanggung (200 kotak), Solo (2.000 kotak), Yogyakarta (2.000 kotak), Magetan (2000 kotak), Surabaya (800 kotak), Malang (2.500 kotak), dan Ambon (20 kotak).
ADVERTISEMENT