Polri Dinilai Harus Tingkatkan Keamanan Usai Tangkap Pentolan JI Abu Rusydan

12 September 2021 11:43 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personel Tim Densus 88 Polri berjaga saat penggeledahan rumah milik orang tua salah satu terduga teroris di Bandar Lampung, Lampung. Foto:  ANTARA FOTO/Ardiansyah
zoom-in-whitePerbesar
Personel Tim Densus 88 Polri berjaga saat penggeledahan rumah milik orang tua salah satu terduga teroris di Bandar Lampung, Lampung. Foto: ANTARA FOTO/Ardiansyah
ADVERTISEMENT
Densus 88 menangkap tokoh senior dan berpengaruh Jamaah Islamiyah (JI) bernama Abu Rusydan di Bekasi Utara, Jumat (10/9) lalu. Abu pernah latihan militer di Afghanistan.
ADVERTISEMENT
Penangkapan Abu pun menimbulkan kekhawatiran. Pengamat Terorisme Universitas Indonesia (UI), Ridwan Habib mengatakan, Abu punya orang-orang militan dan berbahaya.
“Kelompok neo JI walaupun tidak pernah menyerang sejak 2009 tapi masih punya orang-orang militan yang punya keahlian berbahaya. Aparat harus memperkuat penjagaan dan lebih waspada,” kaya Ridwan lewat keterangannya, Minggu (12/9).
Alumni S2 Intelijen UI ini menuturkan, Abu Rusydan pernah ditangkap dan dipenjara selama 3 tahun atas kasus menyembunyikan teroris bom Bali I bernama Ali Gufron alias Mukhlas.
Selain itu, Abu juga pernah mengikuti latihan militer di Afghanistan bahkan disebut-sebut pernah bertemu langsung dengan Osama Bin Laden. Selama di Indonesia, Abu juga kerap ceramah di media sosial.
“Setelah bebas, Abu Rusydan berdakwah keliling Indonesia dan sangat populer di Youtube,” ujar Ridwan.
ADVERTISEMENT
Menurut Ridwan, terjunnya Abu kembali ke dunia terorisme membuktikan bahwa program deradikalisasi belum sukses.
“Penangkapan Abu Rusydan membuktikan bahwa deradikalisasi belum sukses mengubah orang. Selama belasan tahun Abu Rusydan bebas tanpa ada keberhasilan pemerintah menundukkan ideologinya,” tutup Ridwan.