Polri Jelaskan Alasan Data Korban Meninggal Gempa Cianjur Beda dengan Milik BNPB

24 November 2022 22:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas SAR mengunakan alat berat melakukan evakuasi mobil yang tertimbun longsor akibat gempa di Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas SAR mengunakan alat berat melakukan evakuasi mobil yang tertimbun longsor akibat gempa di Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tim DVI Polri merilis data korban meninggal dunia akibat gempa di Cianjur ada 131 orang. Sementara data BNPB berjumlah 273 orang. Dari angka itu, terlihat ada perbedaan data yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Polri Kombes Ahmad Fauzi memberikan penjelasan.
Menurutnya, tim DVI Polri menghimpun data dari tiga rumah sakit di Cianjur yakni RS Cimacan, RSUD Sayang dan RS Bhayangkara.
"Yang kami lakukan adalah pendataan orang meninggal yang dilaporkan ke fasilitas kesehatan yang kami tunjuk di mana ada Tim DVI di sana, dalam hal ini pihak rumah sakit yang ada Tim DVI-nya," kata dia di RSUD Sayang pada Kamis (24/11).
Petugas penyelamat membawa jenazah korban gempa di Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Foto: Adek Berry/AFP
"Jadi hanya jenazah yang datang ke rumah sakit itu yang kami periksa," lanjut dia.
Sedangkan data yang dihimpun oleh BNPB atau lembaga lainnya kemungkinan bersumber dari data lain yang tak tercatat di rumah sakit. Maka dari itu, dia menilai wajar apabila ada perbedaan data di antara tiap lembaga.
ADVERTISEMENT
"Sedangkan data yang dilaporkan oleh BNPB atau pihak lain itu mungkin data yang tidak masuk ke rumah sakit, itu mungkin langsung diterima oleh keluarganya dan dikubur segala macam," ujar dia.
Petugas SAR membawa plat nomor kendaraan setelah berhasil melakukan evakuasi mobil yang tertimbun longsor akibat gempa di Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
Ahmad mengimbau masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya segera melapor ke Posko Ante Mortem DVI Polri di bagian forensik RSUD Sayang Cianjur.
Mereka diminta datang dengan membawa sejumlah dokumen seperti rekam medis gigi hingga foto terakhir korban.
"Dengan membawa data korban seperti kartu keluarga kemudian rekam medis gigi, dan foto terakhir korban. Untuk sampel ante mortem korban, diharapkan orang tua korban atau anak kandung korban untuk hadir guna diambil sampel DNA-nya," tandas dia.