Polri: Kasus Novel Baswedan Masuk Prioritas Penyidikan Kami

Novel Baswedan di Aksi '#SaveKPK' di depan Gedung KPK, Jakarta, Selasa (15/1/2019). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)

Insiden penyiraman air keras yang menyerang penyidik senior KPK, Novel Baswedan, memasuki babak baru. Polri, dengan melibatkan sejumlah unsur, membentuk tim satuan tugas (satgas) khusus untuk mengusut kasus yang telah berlalu selama lebih dari 600 hari itu.

“Kasus ini apalagi melanda seorang penyidik di KPK. Kasus ini masuk dalam kategori prioritas bagi kami,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (16/1).

Iqbal menyambut baik kritikan dan keraguan yang muncul dari berbagai pihak, salah satunya dari Koalisi Masyarakat Antikorupsi. Polri, kata Iqbal, justru meminta seluruh pihak untuk bekerja sama. “Kami harapkan teman Masyarakat Koalisi Antikorupsi, bekerja sama dengan Polisi,” pungkasnya.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol M Iqbal di Rupatama Mabes Polri. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)

Iqbal mengatakan, penyidik sejauh ini telah memeriksa ratusan saksi. Namun, ia tak menampik bahwa kasus yang disebutnya disusun secara terstruktur dan sistematis itu harus dibuktikan secara ilmiah.

“Sekali lagi, Polda sudah sangat maju, dan banyak dilakukan. Hampir ratusan CCTV, dan tokoh kimia kami periksa, bahkan 3 orang sudah kita amankan, tapi kami harus membuktikan secara ilmiah,” imbuhnya.

Pembentukan Satgas Novel digagas sebagai tindak lanjut rekomendasi Komnas HAM. Melalui SK bernomor Sgas/3/I/HUK.6.6/2019, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengumpulkan 65 anggota Polri, KPK, hingga peneliti dan pakar untuk mengungkap dalang penyerangan tersebut.

Kendati tim khusus dibentuk, Novel tetap pesimistis. Dia lalu merunut sistem penyidikan yang digunakan tim Satgas Polri dalam menangani kasus ini.

"Sejak kapan ada penyidikan investigasi kejahatan atau penyerangan yang beban pembuktian atau penyerangan dibebankan kepada korban," imbuh Novel.

Save KPK oleh Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir)

"Sejak kapan suatu teror yang diduga ada aktor intelektual di baliknya tetapi kemudian dimulai dari motif terlebih dahulu. Di dunia rasanya tidak ada. Saya penyidik, paham soal itu," tegasnya.

Keraguan Novel menjadi ketika tim tersebut tetap melibatkan penyidik Polri yang sebelumnya memang menangani kasus ini. Mengenai pembentukan khusus yang disebut-sebut berlandaskan rekomendasi Komnas HAM, Novel juga mempertanyakannya.

"Saya rasa tidak mungkin, karena tim penyidiknya justru masuk dalam tim ini," tuturnya.

Para anggota diberi waktu selama 6 bulan, mulai 8 Januari hingga 7 Juli 2019. Berikut daftar 65 anggota tim Satgas tersebut:

1. Kapolri Jenderal Tito Karnavian

2. Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto

3. Irwasum Polri Komjen Pol Putut Eko Bayuseno

4. Kabareskrim Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto

5. Kadivpropam Polri Irjen Pol Listyo Sigit Prabowo

6. Mantan Wakil Ketua KPK Indriyanto Seno Adji

7. Ahli peneliti LIPI Hermawan Sulistyo

8. Ketua Umum Ikatan Sarjana Hukum Indonesia Amzulian Rifai

9. Ketua Badan Pengurus Setara Institute Hendardi

10. Komisioner Kompolnas Poengky Indarti

11. Komisioner Komnas HAM Nur Kholis

12. Komisioner Komnas HAM Ifdhal Kasim

13. Penyidik KPK Budi Agung Nugroho

14. Penyelidik KPK Harun

15. Pengawas Internal KPK Novrizal

16. Penyelidik KPK Herda. K

17. Penyidik KPK Tessa Mahardika

18. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis

19. Karobinops Bareskrim Polri Brigjen Pol Nico Afinta

20. Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Wahyu Hadiningrat

21. Koorspripim Polri Kombes Pol Ferdy Sambo

22. Anggota Bareskrim Polri Kombes Pol Iwan Kurniawan

23. Anggota Dirresnarkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol Suwondo Nainggolan

24. Anggota Dirreskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Adi Deriyan Jayamarta

25. Anggota Densus 88 AT Polri Kombes Pol Herry Heryawan

26. Kadiv Humas Polri Irjen Pol M. Iqbal

27. Karo Penmas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo

28. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo

29. Anggota Bareskrim Polri Slamet Uliandi

30. Anggota Densus 88 AT Polri AKBP Aries Kurniawan

31. Anggota Densus 88 AT Polri Ipda Saputra

32. Anggota Densus 88 AT Polri Ipda Dedek Ervina

33. Anggota Densus 88 AT Polri Brigadir Putri Duanita

34. Anggota Densus 88 AT Polri Briptu Dimas Surya Suminar

35. Anggota Bareskrim Polri Briptu Munir

36. Kasubtim Penyidikan Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Roycke Harry Langie

37. Wakasubtim Penyidikan Polda Metro Jaya AKBP Dedy Murti Haryadi

38. Anggota Polda Metro Jaya AKBP Reynold Hutagalung

39. Anggota Polda Metro Jaya Kompol Raindra Ramadhan Syah

40. Anggota Polda Mtero Jaya AKP Akta Wijaya

41. Anggota Polda Metro Jaya AKP Gana Yudha Pratama

42. Anggota Polda Metro Jaya AKP Akhmad Fadilah

43. Anggota Polda Metro Jaya Ipda Rosadi

44. Anggota Polda Metro Jaya Ipda I Gst.Putu Krishna

45. Anggota Polda Metro Jaya Ipda Muhammad Ibnu Kamil

46. Anggota Polda Metro Jaya Aiptu Tatang Muhtarom

47. Anggota Polda Metro Jaya Aiptu Eko Subiantoro

48. Anggota Polda Metro Jaya Aipda Roy Fran Samderubun

49. Anggota Polda Metro Jaya Aipda Ryanto Sulistya

50. Anggota Polda Metro Jaya Bripka Elfi Ryany

51. Anggota Polda Metro Jaya Bripka Adi Hermawan

52. Anggota Polres Metro Jakarta Utara AKP Dermawan Zendrato

53. Anggota Polres Metro Jakarta Utara Aiptu Joko Wargiyanto

54. Kasubtim Penyelidikan AKBP Polda Metro Jaya AKBP Jerry Raymond Siagian

55. Wakasubtim Penyelidikan AKBP Polda Metro Jaya Sapta Maulana Marpaung

56. Anggota Polda Metro Jaya Kompol Handik Zusen

57. Kasubtim Bantuan Teknis Pusinafis Bareskrim AKBP Jaya Putra

58. Anggota Puslabfor Bareskrim Polri Kompol Faizal Rachmad

59. Anggota Puslabfor Bareskrim Polri Iptu Helmiady

60. Anggota Pusinafis Bareskrim Polri Penata Awan Kusnawan

61. Anggota Pusinafis Bareskrim Polri Hery Cahyono

62. Anggota Puslabfor Bareskrim Polri Astarini Endah

63. Anggota Puslabfor Bareskrim Polri Pembina Azhar Darlan

64. Anggota Puslabfor Bareskrim Polri Pembina Dian Indriani

65. Anggota Puslabfor Bareskrim Polri Penata Muda Eti Susanti