Polri Koordinasi dengan KBRI Filipina soal Kasus Penyeludupan Senpi Anton Gobay

18 Januari 2023 11:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anton Gobay, pilot WNI yang ditangkap polisi Filipina atas kepemilikan senjata. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Anton Gobay, pilot WNI yang ditangkap polisi Filipina atas kepemilikan senjata. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Polri masih terus berkoordinasi dengan KBRI di Filipina terkait kasus kepemilikan senjata Anton Gobay. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan perlindungan terhadapnya sebagai WNI.
ADVERTISEMENT
"Polri terus berkoordinasi dengan KBRI di Manila dan KJRI di Davao City melalui atase kepolisian dan staf teknis kepolisian untuk memberikan perlindungan WNI dan pelayanan kepolisian," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Rabu (18/1).
Lebih jauh, Ramadhan menyebut Polri menghargai proses hukum yang dilakukan kepolisian Filipina terhadap Anton. Dia juga memastikan, proses hukum terhadap Anton hingga saat ini masih berjalan.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan di Gedung Divisi Humas Polri, Kamis (13/1). Foto: Mirsan Simamora/kumparan
"Polri menghargai proses hukum AG yang sedang berjalan oleh pihak Kepolisian Nasional Filipina terhadap AG terkait kasus dugaan kepemilikan senpi ilegal yang dilakukan oleh AG," tutupnya.
Anton Gobay sebelumnya ditangkap oleh dua orang WN Filipina pada Sabtu (7/1) lalu atas kepemilikan senjata api.
Dari hasil pemeriksaan, dia memiliki 10 senjata laras panjang jenis M4 kaliber 5,56 mm dan 2 pucuk senjata api laras pendek jenis Ingram dengan kaliber 9 mm. Keduanya dimiliki Anton tanpa amunisi.
ADVERTISEMENT
Dari hasil pemeriksaan terhadapnya, Anton mengaku hendak menyalurkan senjata tersebut ke Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Dia juga ingin mendukung rakyat Papua dalam kegiatan Operasi Papua Merdeka (OPM).
Disisi lain, Anton juga ingin meraup keuntungan dari penjualan senjata itu. Dia bakal mencari orang yang ingin membeli senjata miliknya dengan harga tertinggi.