Polri: Penyelidikan Tim Gabungan dan Polres Jaksel Tak Akan Overlapping

13 Juli 2022 18:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga melintas di depan rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (13/7/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Warga melintas di depan rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (13/7/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Kapolri Jenderal Listyo Sigit membentuk Tim Gabungan untuk menyelidiki kasus baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri. Tim yang terdiri dari Polri, Kompolnas dan Komnas HAM itu dipimpin oleh Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono.
ADVERTISEMENT
Namun, kasus penembakan yang terjadi pada Jumat (8/7) sore itu, sebelumnya sudah lebih dulu ditangani oleh Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan.
Terkait adanya dua pihak yang melakukan penyelidikan, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menegaskan kerja keduanya tidak akan tumpang tindih.
“Tim khusus ini bekerja secara transparan, objektif, dan akuntabel, tim khusus ini terdiri dari ada dari Bareskrim, dari intelijen jadi terpadu, juga melibatkan pihak eksternal Kompolnas dan Komnas HAM,” kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (13/7).
“Jadi, nanti hasilnya akan merekomendasikan hasil ini untuk ditindaklanjuti oleh tim penyidik yang sekarang ini bekerja. Jadi, tidak ada overlapping atau tumpang tindih dalam pekerjaan ini, tidak ada benturan pekerjaan,” ujarnya.
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2022). Foto: Nugroho GN/kumparan
Ramadhan menyebut tim khusus yang dibentuk oleh Kapolri akan tetap bekerja secara transparan dan berjalan beriringan dengan Polres Metro Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
“Jadi tim ini bekerja secara transparan, objektif dan akuntabel. Dan hasilnya tentu akan menjadi tindak lanjut dari penyidikan yang dilakukan,” jelasnya.
Untuk itu, Ramadhan mengungkapkan tim eksternal yang terdiri dari Kompolnas dan Komnas HAM akan bergerak secepatnya dalam mengungkap kasus penembakan tersebut.
“Jadi secepatnya, berarti lebih cepat lebih baik. Kalau memang lebih cepat ditemukan dan akurat, pasti akan segera. Dan kita sekali lagi kita tidak menyampaikan secara parsial atau sepotong-sepotong. Kami pasti akan menyampaikan hasil yang dilakukan oleh tim khusus secara komperhensif. Itu pasti akan kami sampaikan,” pungkasnya.

Peristiwa Versi Polisi

Peristiwa baku tembak itu terjadi pada Jumat (8/7) sekitar pukul 17.00 WIB. Aksi polisi tembak polisi itu melibatkan Brigadir Yosua dengan Bharada E.
ADVERTISEMENT
Yosua ialah anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai sopir dinas istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Putri. Sedangkan Bharada E ialah anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadiv Propam.
Infografik Brigadir Yosua tewas ditembak sesama polisi. Foto: kumparan
Versi Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto, insiden ini berawal dari teriakan minta tolong istri Irjen Ferdy Sambo, Putri.
Putri berteriak sebab Brigadir Yosua masuk ke kamarnya dan melecehkannya. Teriakan itu rupanya didengar oleh Bharada E. Ia kemudian mendatangi sumber suara.
Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo bersama istri, Ny Putri Sambo. Foto: Instagram/@divpropampolri
Aksi Brigadir Yosua dipergoki oleh Bharada E. Ia pun panik dan melepaskan tembakan ke Bharada E. Namun tembakan itu meleset dan langsung dibalas oleh Bharada E.
Saling tembak antara Brigadir Yosua dengan Bharada E pun terjadi. Total ada 12 kali tembakan dalam peristiwa itu.
ADVERTISEMENT
Akibatnya Brigadir Yosua tewas dalam kejadian itu. Jasadnya telah diserahkan ke pihak keluarganya di Jambi. Keluarga memakamkan Yosua pada Senin (11/7) dan mempertanyakan kejanggalan atas luka-luka anaknya.