Polri soal Ibu di Gresik Curhat Anaknya 13 x Gagal Tes SIM: Latihan Lagi

5 Agustus 2023 0:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kakorlantas Polri Irjen Firman Shantyabudi saat mengecek Posko Tragia, Nusa Dua, Rabu, (9/11/2022), menjelang KTT G20. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kakorlantas Polri Irjen Firman Shantyabudi saat mengecek Posko Tragia, Nusa Dua, Rabu, (9/11/2022), menjelang KTT G20. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kakorlantas Polri Irjen Pol Firman Santyabudi menanggapi curahan hati seorang ibu di Gresik yang memprotes karena anaknya sudah 13 kali gagal mengikuti tes pembuatan SIM. Apa kata Firman?
ADVERTISEMENT
"ti, apa itu polisi baik artinya? Tidak," jelas Firman di Satpas Daan Mogot, Jumat (4/8).
Menurutnya, bila diberi kemudahan karena sudah berkali-kali gagal, polisi hanya akan membuatnya rentan pada kecelakaan.
"Saya akan membuat yang bersangkutan menjadi korban atau tersangka dalam sebuah kecelakaan. Dia akan jatuh sendiri, jadi kalau yang gagal kita berikan kesempatan, jangan kecil hati, latihan lagi," sambungnya.
Sebelumnya, beredar video emak-emak bercerita anaknya sudah 13 kali gagal dalam ujian untuk mendapatkan SIM di Satuan Lalu Lintas Polres Gresik, Jawa Timur.
Video itu diunggah oleh akun TikTok @seaghost0777. Isinya menampilkan emak-emak memakai baju hijau menceritakan pengalaman saat menemani anaknya ikut tes SIM.
Dalam video tersebut, dia mengaku bahwa sempat adu mulut dengan petugas Satlantas Polres Gresik soal anaknya yang gagal untuk ke-13 kalinya.
ADVERTISEMENT
Dia bercerita hendak bertemu dengan Kasatlantas, tetapi tidak diperkenankan. Dalam video itu, dia juga berkeluh-kesah kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Dia menyebut, petugas di lapangan telah menyulitkan anaknya dalam mendapatkan SIM. Dia juga menagih janji Kapolri agar tes untuk mendapatkan SIM dipermudah.
Pemohon mengikuti tes pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Polrestabes Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/6). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Usai adu mulut dengan anggota Satlantas Polres Gresik, ia mengaku diajak berdiskusi dengan pejabat Polri di Polres tersebut. Akan tetapi, bukan Kasatlantas Polres Gresik yang menemui dirinya lantaran sedang tidak berada di kantor.
Respons Polda Jatim
Polda Jatim pun buka suara. Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Muhammad Taslim Chairuddin, menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut.
"Saya Dirlantas Polda Jawa Timur tentunya ikut bertanggung jawab meskipun pelayanan itu di Polres Gresik. Saya menyatakan permohonan maaf atas kegaduhan ini," ujar Taslim dalam keterangannya, Rabu (2/8).
ADVERTISEMENT
Taslim mengatakan bahwa pihaknya siap menampung aspirasi dan keluhan masyarakat sebagai bahan evaluasi. Namun, kata Taslim, kritik itu jangan sampai menyudutkan.
“Apalagi jika tuduhan-tuduhan itu tidak disertai fakta atau ada proses tabayyun,” ucapnya.
Menanggapi soal protes emak-emak itu, Taslim menerangkan bahwa sebenarnya Satlantas Polres Gresik bukan tidak patuh terhadap instruktur Kapolri soal pelayanan pembuatan SIM.
Akan tetapi, menurut dia, perlu adanya proses penafsiran di lapangan dalam proses penerapan instruksi Kapolri. Apabila salah penafsiran, penerapan di lapangan justru dapat bertentangan dengan aturan.
Dalam kasus anak emak-emak tersebut, Taslim mengungkapkan bahwa petugas di Satlantas Polres Gresik sudah patuh terhadap perintah Kapolri.
"Kemudian beliau (emak-emak) juga menganggap mau mengungkap Pungli? Yang terjadi adalah yang bersangkutan mempersoalkan kegagalan putranya mengikuti uji SIM C hingga 13 kali," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Taslim juga membantah soal Kasatlantas Polres Gresik yang mangkir dalam tugasnya karena tidak ada di kantor waktu itu.
Taslim mengatakan bahwa Kasatlantas Polres Gresik, AKP Agung, ketika itu sedang bertugas di lapangan. Sehingga, emak-emak itu ditemui oleh pejabat Polri lainnya.