Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Polri Temui Kepolisian Kamboja, Bantu Investigasi WNI Korban Penyekapan Sindikat
2 Agustus 2022 20:24 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Baharkam Polri bersama Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menggelar pertemuan dengan polisi Kamboja di Pnom Penh terkait kasus penyekapan 62 pekerja asal Indonesia yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
ADVERTISEMENT
Kabaharkam Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto mengatakan, Polri akan membantu polisi Kamboja melakukan investigasi kasus tersebut.
"Koordinasi antar-Interpol kedua negara untuk memberikan dukungan alat bukti penyidikan di Kamboja. Kerja sama investigasi perkara ini di Indonesia karena banyak korban WNI oleh sindikat TPPO," kata Arif dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/8).
Menurut Arif, Polri juga akan membangun kerja sama dengan Kamboja dalam rangka pemberantasan TPPO.
"Melakukan kerja sama pencegahan TPPO mulai dari titik perekrutan-pengiriman dan penyerahan TKI di Kamboja. Segera mengesahkan MoU antara Kepolisian RI dengan Kamboja dalam pemberantasan TPPO," jelasnya.
Selain itu, lanjut Arif, Polri juga akan bekerja sama untuk menyelamatkan pekerja asal Indonesia yang mungkin saja masih menjadi korban TPPO di Kamboja.
ADVERTISEMENT
"Penyelamatan terhadap WNI yang menjadi korban TPPO yang mungkin masih ada di wilayah Kamboja. Penegakan hukum yang tegas terhadap TPPO yang terjadi di Kamboja oleh Kepolisian Kamboja, dan penegakan hukum terhadap pelaku TPPO di Indonesia oleh Bareskrim Polri," jelasnya.
WNI Korban Penipuan Loker di Kamboja Disekap 2 Hari Tanpa Diberi Makan
Puluhan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban penipuan lowongan pekerjaan dari perusahaan online abal-abal di Kamboja tak hanya mendapati kondisi kerja yang tidak manusiawi. Seorang korban bahkan mengalami penyekapan hingga tiga hari.
"Adik saya mengalami penyekapan beberapa hari. Dua hari pertama tidak diberi makan, hari ketiga diberi makan sekali," tutur seorang kerabat korban yang memberikan kesaksian dalam konferensi pers daring LSM Migrant Care pada Senin (1/8).
ADVERTISEMENT
Lowongan kerja (loker) palsu tidak hanya marak tersebar di media sosial. Pelaku beserta jaringannya menjalin koneksi secara langsung pula.
Mengiming-iming upah tinggi, mereka mendekati warga di desa-desa tanpa membeberkan rincian pekerjaan, hanya menyebut sebagai tenaga customer service atau marketing. Kerabat korban menerangkan, mereka mengenal pelaku dari seorang teman.
"Ada seseorang yang menawarkan kepada istri saya saat itu. Karena adik saya tidak kerja, kami bingung satu keluarga," ujar kerabat korban.
"Istri saya pulang, cerita, kami tertarik dengan gaji seperti itu. Tidak ada cerita tentang jam kerja dan segala macam," sambung dia.