Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Polusi Jakarta Kian Mencekik: Jalanan, Taman, Dalam Ruangan, Dikepung Polutan
22 Agustus 2023 8:52 WIB
·
waktu baca 3 menitPagi ini, Selasa, 22 Agustus 2023, polusi udara tetap mengepung Jakarta . Bukan cuma Jakarta, tapi juga kota-kota penyangga di sekitarnya seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sejumlah aplikasi pemantau kualitas udara seperti Nafas dan IQAir kompak menunjukkan kualitas udara buruk alias tidak sehat yang ditandai dengan warna merah dominan.
Penerapan bekerja dari rumah (work from home) oleh Pemprov DKI Jakarta secara parsial bagi ASN-nya terlihat jelas tak berpengaruh apa pun terhadap perbaikan kualitas udara ibu kota. Tak mengherankan, sebab ASN DKI (yang jumlahnya sekitar 50 ribu) hanyalah sebagian kecil dari pekerja komuter ibu kota (yang totalnya sekitar 5 juta) yang hampir setiap hari berkendara menuju/melintasi jalanan Jakarta.
Peta kualitas udara Nafas Indonesia memperlihatkan lingkaran-lingkaran merah di sepanjang jalan dari Bogor, Depok, sampai Jakarta. Kawasan Cikarang di Kabupaten Bekasi bahkan ditandai dengan lingkaran ungu (sangat tidak sehat) yang berbahaya bagi kesehatan.
Namun, jangan salah, polusi tinggi ibu kota sesungguhnya tidak hanya mengepung jalanan. Taman yang dipenuhi tanam-tanaman dan pepohonan, juga ruangan yang ditutup rapat-rapat, pun tak luput dari polusi. Yang mengejutkan, polusi di taman bisa sama tinggi atau bahkan lebih tinggi dari di jalanan.
Hal tersebut tampak dari pengecekan di jalanan kawasan pusat bisnis, taman terbuka hijau, dan ruangan perkantoran yang dilakukan tim kumparan bersama ahli lingkungan Ivan Steven Jayawan, Jumat (18/8), dengan membawa alat sensor kualitas udara berbasis laser.
Dari pengecekan langsung ke lapangan itu, terlihat bahwa kualitas udara di Taman Puring Kebayoran Baru ternyata malah lebih buruk daripada di Jl. Jend. Sudirman. Mengapa bisa begitu? Simak jawaban dan proses pengecekan tersebut dalam artikel video berikut:
Yang juga perlu diperhatikan, sumber polutan berbahaya PM 2.5 yang sebagian berasal dari kendaraan, ternyata bukan cuma berasal dari emisi gas buangnya, tapi juga dari ban dan kampas rem. Sejumlah penelitian bahkan menunjukkan bahwa rem dan ban menghasilkan polusi partikel lebih banyak dari emisi gas buang. Ulasannya dapat disimak dalam laporan berikut:
Hati-hati juga bagi Anda yang senang berolahraga di luar ruangan. Sebab bila udara penuh polusi, yang didapat bukannya kesehatan, tapi penyakitan. Perhatian saran para dokter dalam artikel berikut:
Tentu saja, pada akhirnya WFH bukanlah solusi permanen bagi masalah polusi ibu kota. Pemerintah perlu mengambil berbagai upaya komprehensif sekaligus, dan mengkategorikannya dalam rencana jangka pendek, menengah, dan panjang untuk mencapai hasil optimal. Analisis dan rekomendasi Peneliti Ahli Utama BRIN Prof. Muhayatun Santoso terkait polusi ibu kota bisa dilihat dalam wawancara berikut:
Bagi Anda yang masih meragukan bahaya polusi udara Jakarta, silakan cermati foto-foto berikut yang diambil hampir seharian, dari pagi sampai sore. Terlihat jelas betapa buram dan suramnya langit Jakarta adalah karena selimut polusi.
Polusi udara tinggi nyata di sekeliling kita. Masyarakat makin rentan penyakitan, produktivitas kerja terancam menurun; anak-anak sekolah bolak-balik izin sakit, konsentrasi belajar pun memudar.
Jangan lagi abaikan. Ambil langkah nyata untuk mengatasinya.