Pongrekun: Banjir Hadiah dari Tuhan, Kita Kelola karena dari Alam

17 November 2024 21:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrhekun dan Kun Wardhana menyampaikan visi misi saat mengikuti debat ketiga Pilgub Jakarta 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/11/2024). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrhekun dan Kun Wardhana menyampaikan visi misi saat mengikuti debat ketiga Pilgub Jakarta 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/11/2024). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana menyebut bahwa banjir yang terjadi di Jakarta bukan musibah. Menurut mereka, ini adalah hadiah dari Tuhan.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya kalau kita menyikapi, kalau banjir ini adalah hadiah, dari Tuhan, maka kita me-manage dan kelola dengan arif bijaksana. Karena ini hadiah dari alam," ucap Dharma, menanggapi pertanyaan dari Cagub nomor urut 3, Rano Karno, saat debat ketiga Pilgub Jakarta, Minggu (17/11).
Dharma lalu mengelaborasi jawaban ini dengan program andalannya yakni 'Pipi Monyet' . Program ini adalah wadah penampungan air hujan, yang direncanakan bisa menampung air berlebih sampai 30 juta kubik.
Dari penampungan ini, air yang berlebih, bisa dimanfaatkan warga untuk beragam keperluan.
"Seperti monyet, ketika terima hadiah, dia tidak habis makanannya, dia simpan di pipinya. Untuk apa? Dimanfaatkan untuk dibutuhkan, dan untuk jadi air bersih, kita tidak bicara kuantitas tapi kualitas, karena apa? Karena rakyat butuh kemandirian air, baik air bersih maupun air minum," kata Dharma.
ADVERTISEMENT
Pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (15/2/2022). Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara Foto
Rano tak puas, ia mengulangi pertanyaannya.
"Yang saya tanyakan, karena kiriman hujan dari Bogor, itu kenapa dataran tinggi tidak dapat menampung air?, apa karena ekosistem Jawa Barat rusak?," kata Rano.
Dharma menjawab dengan tegas. Ia belum pernah memimpin kawasan Jawa Barat itu, termasuk pengelolaan waduk-waduk yang disiapkan untuk menahan air turun ke Jakarta.
"Memang tadi saya sampaikan mulai dari hulu ke hilir, kalau tidak terpadu, hasil tidak optimal. Waduk baru Sukamahi dan Ciawi, sudah ada. Tapi tidak dimanfaatkan jadi kolam pipi monyet," katanya.
"Kalau ditanya miss-management di Jawa Barat, jangan tanya kami. Karena kami belum pernah jadi gubernur di Jawa Barat," pungkasnya.