Pongrekun di Debat Pilgub Jakarta: Waspada Pandemi Berikutnya

17 November 2024 20:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrhekun dan Kun Wardhana menyampaikan visi misi saat mengikuti debat ketiga Pilgub Jakarta 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/11/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrhekun dan Kun Wardhana menyampaikan visi misi saat mengikuti debat ketiga Pilgub Jakarta 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/11/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana menyampaikan visi misi nya pada debat ketiga Pilgub Jakarta, Minggu (17/11). Pada kesempatan itu, ia masih berbicara soal pandemi hingga hak menolak vaksin.
ADVERTISEMENT
Awalnya, ia membuka kesempatan berbicara dengan program unggulannya, yakni 'Jakarta 10 Aman, 5 Mandiri'. Program itu mencakup banyak hal esensial, seperti masalah banjir, abrasi, macet, kejahatan hingga kemandirian pangan, papan, sandang, air dan energi.
"Yang perlu diwaspadai potensi pandemi berikutnya, kalau terjadi semua program itu tak bakal ada," ucap Dharma.
Suasana debat ketiga Pilgub Jakarta 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/11/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dharma menjelaskan ancaman pandemi baru ini. Menurutnya, tanda-tanda dan arah kemunculan pandemi baru sudah nampak mulai dari UU Kesehatan yang diteken pada 2023, hingga amandemen WHO terkait International Health Regulation.
"UU nya sudah siap, yaitu UU kesehatan yang disahkan pada 2023, dengan pidana denda Rp 500 juta bagi yang menolak di vaksin. Yang menolak vaksin bisa sampe denda Rp 50 miliar, bahkan ada yang sampe hukuman mati," kata Dharma.
ADVERTISEMENT
Bagi Dharma, ini adalah tanda kematian bagi para pengusaha Jakarta. Ia punya anggapan, isu pandemi global adalah langkah asing untuk menguasai suatu kedaulatan negara tanpa perang.
Begitu pun dengan arus impor barang murah yang masuk, lewat isu pandemi.
"Cukup isu kesehatan seperti pandemi, atau isu serbuan barang impor murah yang bunuh banyak pabrik kita. Jangan sampai ekonomi hancur, PHK tak punya makan akibat serbuan pandemi," ucap Dharma.
Terakhir, Dharma bakal memperjuangkan dokter-dokter lokal. Baginya, dokter lokal tak kalah ampuh dibanding dokter-dokter asing.
"Tinggal pemetaan pengalaman dan kompak, bahaya sekali bila ada pandemi. Masa kita percayakan dokter pada dokter asing. Dokter asing hanya boleh mengajar tak boleh praktik, stop impor dokter asing," seru Dharma.
ADVERTISEMENT