Poplite Ubah Persepsi Riset Sulit-Mahal Jadi Mudah-Terjangkau, Bisa Dicoba UMKM

16 Agustus 2022 9:59 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampilan Homepage Poplite. Foto: Populix
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan Homepage Poplite. Foto: Populix
ADVERTISEMENT
Riset atau survei pasar yang mendalam terkadang menjadi hal yang dikhawatirkan para pelaku usaha karena prosesnya sulit, mahal, dan lama. Alhasil, bisnis yang dijalankan hanya mengandalkan tren sesaat atau insting.
ADVERTISEMENT
Padahal riset atau survei pasar sangat penting terlebih bagi mereka yang baru memulai berkecimpung di dunia bisnis. Namun bagi para pengusaha muda, UMKM, maupun yang baru memulai bisnis tak perlu khawatir, hambatan ini bisa diatasi berkat layanan riset yang kini semakin canggih dan mudah prosesnya.
Seperti yang ada pada Poplite, layanan riset unggulan dari perusahaan riset berbasis digital asal Indonesia, Populix. Layanan ini diluncurkan Populix pada 18 Februari 2022 lalu.
"Poplite ini merupakan salah satu bentuk produk yang kami launch earlier this year sebagai komitmen untuk memudahkan proses melakukan riset atau survei khususnya untuk UMKM," jelas Co-Founder & CTO Populix, Jonathan Benhi, dalam wawancara bersama kumparan beberapa waktu lalu.
Jonathan Benhi, Co-Founder & CTO, Populix. Foto: Populix
Jonathan menjelaskan Poplite hadir untuk mengubah mindset dan pandangan soal riset atau survei yang memakan waktu dan memerlukan usaha lebih untuk mengumpulkan responden, membutuhkan biaya mahal, layanan yang kompleks, dan hasil tidak akurat.
ADVERTISEMENT
"Kami ingin mengubah persepsi orang yang bilang riset itu sulit, mahal, dan buang-buang waktu, karena di dunia market research itu yang bisa akses research ya company-company yang besar, yang punya budget. Sedangkan kalau UMKM atau individu itu susah dapat data gimana yang murah, cepat, dan akurat gitu," terangnya.
Menurut Jonathan, Poplite yang mengedepankan layanan riset self-service dengan harga terjangkau, memudahkan UMKM dalam mendapatkan data tentang consumer mereka secara cepat. Meski cepat, Jonathan memastikan data riset yang didapat tetap akurat dan berkualitas.
"Secara akurat karena kita ada proses QC yang make sure respondennya itu high quality-lah dan bukan survey hunter. Jadi data yang dikasih sama mereka, atau pendapat yang dikasih sama mereka itu akurat," jelasnya.
ADVERTISEMENT

Kemudahan Riset di Poplite

Tampilan Poplite untuk Menyesuaikan Kriteria Demografi dan Jumlah Responden. Foto: Populix
Jonathan menjelaskan sejumlah kemudahan yang didapat masyarakat jika menggunakan layanan riset Poplite. Mulai dari template pertanyaan yang sudah tersedia hingga kemudahan mendapatkan responden yang sesuai dengan topik riset.
"Jadi di dalam platform kita sendiri, kita sudah sediakan beberapa template yang bisa dipakai sehingga pembuatan surveinya itu otomatis, tidak perlu dipikirkan pertanyaan atau option A, B, C-nya itu apa, tapi sudah diotomasi dari sistem nih," kata Jonathan.
Bahkan, kata Jonathan, kriteria responden yang disediakan juga sangat detail.
"Untuk pemilihan kriteria untuk respondennya pun kita sangat rich nih. Bukan cuma bisa milih berdasarkan gender, domisili, sama SES (social economic status), bukan yang general kayak gitu aja, tapi ada deep criteria screening juga seperti apakah responden itu pengguna e-commerce atau pengguna e-wallet. Mungkin ada juga yang sudah menikah atau belum, sudah punya anak atau belum. Dan masih banyak lagi lah deep screening kriterianya," rincinya.
ADVERTISEMENT
Hal ini, kata Jonathan, berbeda jika dibandingkan dengan cara riset tradisional. Jika responden yang dicari tak sesuai kriteria maka harus mencari lagi secara tatap muka, sehingga membuang waktu dan biaya.
"Kalau yang tradisional, oh carinya offline nih. Tahu-tahunya enggak sesuai dengan kriteria. Kalau begitu kan responsnya enggak bisa dipakai dan dia harus cari responden baru kan. Nah itu cost lagi gitu. That's why kita enggak ada unsur itu jadi kita bisa sangat kompetitiflah price-nya," paparnya
Dengan menyediakan kemudahan itu, Jonathan yakin masyarakat semakin paham bahwa riset kini semakin mudah.
"Bikin survei gampang, pilih responden tinggal klik-klik, tinggal bayar flash gitu, terus abis itu hasilnya sudah bisa dilihat in real time respons surveinya seperti apa," terangnya.
ADVERTISEMENT

Riset Tak Perlu Mahal yang Penting Simpel dan Berkualitas

Ilustrasi riset dan digital marketing. Foto: Shutter Stock
Menurut Jonathan, ada banyak faktor yang mempengaruhi perhitungan biaya riset, salah satunya adalah kompleksitas riset itu sendiri.
"Jadi ketika sebuah riset itu kompleks gitu ya, banyak deep dive analisisnya, dari question satu berhubungan dengan question lain, itu yang membuat riset itu jadi mahal," paparnya.
"Mahal itu masuk ketika kompleksitas risetnya itu complicated, pertanyaannya complicated, terus mungkin ada butuh next steps lagi untuk further analysis-nya, dari data itu mau di-lookup lagi, itu kan biasanya butuh man power nih, researcher, expert-nya. Nah itu yang membuat riset itu jadinya mahal," tambahnya.
Namun menurut Jonathan, faktor tersebut bukan sebagai penentu apakah suatu riset bisa dikatakan berkualitas atau tidak. Sebaliknya, kata dia, riset yang simpel terkadang juga bisa menghasilkan data yang berkualitas.
ADVERTISEMENT
Hal ini yang menjadi fokus Poplite dalam memberikan layanan riset simpel, terjangkau, namun berkualitas, dengan teknologi yang baik.
"Di Poplite by Populix pun kita menjunjung tinggi untuk mendapatkan high quality data itu, sebenarnya enggak perlu mahal asal bentuk risetnya simpel. To summarize gitu, high quality data tidak membuat riset mahal, tapi kompleksitas sebuah riset itu mahal," ungkap Jonathan.
Riset yang simpel, kata Jonathan, memang hal yang dibutuhkan UMKM karena skala bisnisnya kecil daripada perusahaan-perusahaan besar.

Menjaga Kualitas Responden Riset

Poplite by Populix. Foto: Populix
Jonathan memastikan Poplite menyediakan responden yang berkualitas meski layanan riset yang diberikan simpel. Menurutnya, ada beberapa tahapan untuk memastikan kualitas responden itu bagus.
"Yang pertama di tahap registrasi, kami ini memberlakukan OTP email dan nomor HP, serta meminta KTP juga untuk memastikan respondennya itu real dan enggak bodong. Nah setelah itu, second layer-nya kami ada fitur yang namanya Pop Check, itu melakukan screening berkala terhadap preferensi kebiasaan dan opini para responden kami, jadi kami bisa mengkategorikan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Tahap selanjutnya, kata Jonathan, adalah sistem credit scoring per responden. "Kami menamakan itu PopScore, jadi PopScore yang menilai tingkat kejujuran dan keaktifan masing-masing responden," tambahnya.
Tahap terakhir adalah mengukur tingkat keseriusan responden ketika menjawab survei.
"Jadi kalau respondennya itu mengisi terlalu cepat, terlalu lama, atau asal, sistem kami bisa otomatis mendeteksi hal tersebut dan akhirnya menolak jawaban orang-orang seperti itu," pungkasnya.

Tips UMKM Mendapatkan Data Riset Berkualitas

Dr. Timothy Astandu, Co-Founder & CEO, Populix. Foto: Populix
Co-Founder & CEO Populix, Timothy Astandu, turut menambahkan terkait tips agar UMKM mendapatkan data riset yang berkualitas dan berdampak bagi usaha yang dijalankan.
Pertama, kata Timothy, adalah melihat kualitas responden. Salah satu hal yang dilihat adalah kriteria responden yang sesuai dengan topik riset.
ADVERTISEMENT
“Jadi nomor satu kita harus memilih responden yang tepat gitu, dan orangnya yang benar, enggak boleh orang yang palsu, asal-asalan. Misalnya kita nyebarin, mungkin kita punya komunitas main futsal dan bisnis kita di futsal, lapangan futsal misalnya. Ya kita harus banyak (survei) ke teman-teman yang memang main futsal kan," ungkapnya dalam kesempatan yang sama.
"Kalau misalnya kita sebarin ke pecinta kuliner misalnya, kan enggak cocok, bahaya jawaban-jawabannya. Jadi tipsnya kita memikirkan responden itu harus sesuai dan harus akurat," imbuhnya.
Kedua adalah pertanyaan riset atau survei. Menurut Timothy, pertanyaan sebaiknya dari hal yang paling penting.
"Kita kalau punya UMKM atau punya bisnis pasti kan ada 1001 pertanyaan yang ada di benak kita, gimana kita berkembang dan segala macam, tapi prioritaskan lah yang kita tanya yang memang paling penting dengan bisnis kita saat ini. Kalau kita mau fokus ke kualitas layanan, ya kita tanyakan sesuai dengan kualitas layanan. Jangan dicampur semua. Karena kan jawabannya pasti jelek," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan penting yang pertama ditanyakan, kata Timothy, terkait produk yang menjawab pertanyaan pasar dan harga.
"Pasti yang paling penting tentang produk market, apakah produknya itu menjawab kebutuhan pasar dan disukai oleh pelanggan. Yang kedua, pasti harga. Bukan cuma nanya kita mau jual berapa, tapi juga apakah untuk harga sekarang ini, si pelanggan mau mengeluarkan jumlah segitu?" bebernya.
Tips ketiga soal mengubah pandangan bahwa riset adalah sebuah beban, khususnya soal biaya. Menurut Timothy, hal ini adalah investasi untuk hasil riset yang baik untuk keberlangsungan usaha.
"Ongkos research itu sebuah investasi sebenarnya yang kalau hasilnya sesuai dengan analisa dan menentukan bisnis yang baik," paparnya.

Pentingnya Riset di Setiap Langkah Usaha

com-Ilustrasi UMKM Foto: Shutterstock
Dalam mendukung perkembangan bisnis yang baik tentu didukung riset yang perlu terus dilakukan. Hal ini dikatakan Timothy karena tren pasar yang selalu berubah-ubah.
ADVERTISEMENT
"Kenapa riset itu penting selanjutnya, karena (contohnya) makanan itu kan trennya berubah-berubah ya. Jadi di tengah ekonomi kita yang semakin kompetitif, saingan semakin banyak, dan terutama tadi ditambah dengan habit pelanggan Gen Z sama milenial kan yang bertendensi lebih cepat berubah ya sudah. Jadi cycle tren itu makin cepat," kata Timothy.
Untuk mengetahui tren yang bergerak makin cepat, menurut Timothy, tentu butuh riset yang semakin sering.
"Terutama karena percepatan tren dan pasar itu berubahnya sangat cepat itu. Kalau kita enggak antisipasi ya salah langkah pasti," pungkasnya.