Potret Pelindung Hutan di Kawasan Restorasi Ekosistem Riau

5 November 2019 12:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Jagawarna Restorasi Ekosistem Riau. Foto: Dok. RAPP
zoom-in-whitePerbesar
com-Jagawarna Restorasi Ekosistem Riau. Foto: Dok. RAPP
ADVERTISEMENT
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Sosok-sosok berseragam krem dengan gagah mulai melangkah untuk menjelajahi semenanjung Kampar. Hutan lebat, ragam hewan, dan tantangan sudah siap menyambut mereka.
ADVERTISEMENT
Sosok-sosok tersebut adalah jagawana (ranger) atau para penjaga hutan dari Restorasi Ekosistem Riau (RER) yang bertugas melindungi hutan di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang seluas 150.000 ha, setara dengan dua kali wilayah Singapura. Mereka melindungi hutan dari berbagai ancaman, seperti kegiatan illegal, pembakar lahan, dan pemburu gelap di wilayah tersebut.
Memang, menjaga hutan bebas dari kebakaran, ancaman penebang, dan pemburu liar dalam keadaan cerah maupun hujan bukan pekerjaan yang gampang. Namun, sangat berharga ketika menyadari bahwa pekerjaan tersebut ditujukan untuk kelangsungan generasi berikutnya.
“Menjadi ranger adalah pekerjaan yang penting. Kami merawat dan melindungi hutan yang merupakan ‘paru-paru’ dunia. Kami bangga berada di sini,” ucap Wahyudi, Komandan jagawana di Semenanjung Kampar.
ADVERTISEMENT
Cuaca terik dan hujan deras adalah hal biasa bagi para jagawana. Bermalam atau biasa mereka sebut manda di tengah hutan yang terisolasi karena jarak yang jauh ke pos juga lumrah dilakukan. Belum lagi, mereka harus sigap dan mengambil keputusan cepat apabila menemukan masalah atau sesuatu di luar dugaan.
“Contohnya, kalau ranger memantau adanya penangkapan ilegal, mereka harus menghentikan pelaku, menahannya, dan melaporkannya ke tim RER,” tutur Surya, koordinator jagawana di Pulau Padang.
com-Jagawarna Restorasi Ekosistem Riau. Foto: Dok. RAPP
Dengan kondisi hutan yang masih sangat terjaga, keanekaragaman flora dan fauna di dalam area restorasi sangat kaya. Tahun 2018 lalu, Restorasi Ekosistem Riau menjadi rumah yang nyaman bagi total 759 spesies, 119 spesies pohon dan 69 spesies non-pohon. Sebagian flora dan fauna yang berada di kawasan RER tersebut merupakan jenis yang dilindungi, baik secara global maupun nasional.
ADVERTISEMENT
“Pernah suatu waktu rekan kami bertemu buaya muara saat patrol. Senyulong pun banyak di sini,” ungkap Wahyudi.
Tantangan yang juga dihadapi para jagawana adalah rasa rindu karena jauh dari keluarga. Durasi manda tergantung jarak lokasi patroli yang sudah diterapkan.
“Kami bisa sampai 20 hari di dalam hutan. Selama bertugas kami sulit menghubungi keluarga karena tidak ada sinyal. Maklum saja, kami kan di remote area jadi rasa kangennya harus ditampung dulu,” kelakar bapak berusia 37 tahun itu.
Pekerjaan menantang, perbuatan mulia
com-Restorasi Ekosistem Riau. Foto: Dok. RAPP
Semenanjung Kampar adalah salah satu ekosistem gambut terbesar di Asia Tenggara. Hutan tropisnya kaya akan keanekaragaman hayati, Sekaligus menjadi rumah bagi 55 spesies terancam punah seperti harimau Sumatera, macan dahan, dan beruang madu.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Semenanjung Kampar juga merupakan area yang sensitif dan ekosistemnya terancam. Hal ini disebabkan oleh penebangan dan pembakaran ilegal yang, sebelum RER beroperasi, dilakukan oleh pendatang yang ingin membuka lahan baru, pengeringan rawa gambut untuk pertanian komersial, serta perburuan hewan-hewan.
Di sinilah Restorasi Ekosistem Riau memiliki peran yang sangat penting. Para jagawana RER yang berpatroli atau berjaga dapat mencegah dan meminimalisir potensi kerusakan alam atau pelanggaran di wilayah restorasi.
Restorasi Ekosistem Riau sendiri diinisiasi pada 2013 silam oleh APRIL Group, dengan komitmen hingga sebesar USD 100 juta untuk sepuluh tahun pertama operasinya. RER merupakan program restorasi jangka panjang untuk melindungi, mengkaji, merestorasi, dan mengelola hutan gambut beserta ekosistemnya yang telah terdegradasi.
com-Jagawarna Restorasi Ekosistem Riau. Foto: Dok. RAPP
Saat ini, ada 60 jagawana RER yang bertugas di dua wilayah; 34 jagawana bertanggung jawab di Semenanjung Kampar, sementara 26 jagawana lainnya ditempatkan di Pulau Padang.
ADVERTISEMENT
Terdapat pembagian tugas dan shift dalam pekerjaan tersebut. Misalnya, di suatu daerah, ada enam jagawana yang ditugaskan dalam satu shift; empat diantaranya berpatroli dan dua lainnya stand by di pos.
Selain itu, jagawana juga kerap bekerja sama dan melibatkan masyarakat lokal serta komunitas dalam melindungi area restorasi. Bagaimanapun juga, alam yang dijaga adalah milik bersama.
Terlepas dari segala tantangan yang dihadapi saat bertugas, para penjaga hutan ini memiliki kepuasan tersendiri dalam pekerjaan mereka. Pasalnya, mereka bisa menjadi lebih dekat dengan alam yang dicintai.
“Kami bangga bisa berperan dalam melestarikan hutan demi kebaikan generasi kini dan generasi anak-anak kami kelak,” tutup Wahyudi.
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan PT RAPP
ADVERTISEMENT