PPATK: Masyarakat RI Makin Ketagihan Main Judol, 70% Gaji Dipakai Buat Deposit

6 November 2024 11:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wartawan memotret barang bukti berupa uang tunai pecahan rupiah saat konferensi pers pengungkapan kasus judi online di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (2/11/2024). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Wartawan memotret barang bukti berupa uang tunai pecahan rupiah saat konferensi pers pengungkapan kasus judi online di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (2/11/2024). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Komisi III DPR RI menggelar rapat kerja bersama Pusat Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (6/11). Judi online menjadi salah satu masalah utama yang dibahas dalam rapat.
ADVERTISEMENT
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan, Presiden Prabowo menaruh perhatian besar terhadap masalah judol. Prabowo ingin masalah ini diberantas habis oleh kementerian dan lembaga terkait.
"PPATK terlibat dalam satgas terkait judol yang kemudian kemarin baru dirapatkan dipimpin oleh atas perintah Presiden Prabowo dipimpin langsung oleh Pak Menko Polkam (Budi Gunawan) dibentuk ada 5 desk salah satunya adalah mengenai judi ini," kata Ivan.
"PPATK terlibat di seluruh desk yang ada," tambah dia.
Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana memberikan paparan saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/6/2024). Foto: ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga
PPATK menjelaskan, melihat perkembangan judol saat ini, terlihat ada kecenderungan naik dibanding periode sebelumnya.
"Ini kalau kita bicara tahun 2023, kalau bicara transaksi perputaran judol per semester I saja sudah menyentuh Rp 174 triliun, saat ini semester II, PPATK melihat sudah Rp 283 triliun," ucap Ivan.
ADVERTISEMENT
Begitu pula dengan transaksi judol yang mengalami peningkatan. PPATK menjelaskan, transaksi hingga tengah semester tahun 2024 ini sudah melampaui jumlah transaksi di tengah semester 2023.
"Atau bahkan lebih dari 1 tahun penuh di tahun 2022 artinya ada kecenderungan naik sampai 237% kenapa bisa terjadi? Karena pada saat ini rata-rata bandar judol melakukan transaksi dengan mereka yang kecil sehingga dia pecah dulu 1 rekening bandar bisa angkanya tinggi, sekarang dia pecah dengan angka yang kecil," jelas Ivan.
Ilustrasi judi online. Foto: Syawal Darisman/kumparan
Lebih jauh, PPATK mengatakan maraknya masyarakat yang terjerat judol terlihat dari mereka melakukan transaksi. PPATK menyebut, jika dahulu masyarakat deposit Rp 100 hingga Rp 200 ribu buat judol, kini 70 persen penghasilannya dipakai untuk judol.
ADVERTISEMENT
"Ini menarik penggunaan dana judol dibanding penghasilan. Jika kita lihat, penghasilan orang dibandingkan beberapa dipakai sudah sampai 70% penghasilan legal dia dipakai untuk judol," kata Ivan.
"Kalau dulu orang terima Rp 1 juta hanya akan gunakan 100-200 ribu untuk judol, sekarang hampir Rp 900 ribu dia pakai judol. Jadi kita lihat semakin addict-nya masyarakat main judol," tutur dia.
Paparan PPATK di Komisi III DPR terkait judi online. Foto: Youtube/ TV Parlemen
Paparan PPATK di Komisi III DPR terkait judi online. Foto: Youtube/ TV Parlemen