PPDB Jakarta Berakhir, 7.758 Kursi Sekolah Negeri Tidak Terisi

14 Juli 2020 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Susana rapat mediasi masalah PPDB Jakarta antara jajaran Kemendikbud yang dipimpin oleh PLT Irjen Kemendikbud, Chatarina M Girsang, dan jajaran Pemprov DKI Jakarta, Foto: Kemendagri
zoom-in-whitePerbesar
Susana rapat mediasi masalah PPDB Jakarta antara jajaran Kemendikbud yang dipimpin oleh PLT Irjen Kemendikbud, Chatarina M Girsang, dan jajaran Pemprov DKI Jakarta, Foto: Kemendagri
ADVERTISEMENT
Penerimaan Peserta Didik Baru di Jakarta (PPDB Jakarta) telah berakhir. Sebanyak 7.758 kursi sekolah negeri ternyata masih tersedia atau belum terisi penuh oleh peserta didik.
ADVERTISEMENT
Rinciannya, persentase kursi sisa paling banyak terdapat pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD). Pemprov DKI mencatat 6.666 kursi kosong usai PPDB Jakarta ditutup.
"Untuk SD sebanyak 6.666 kursi sekitar 6,71 persen dari daya tampung yang disediakan. Perlu disampaikan di sini, lokasi beberapa SD ada di daerah-daerah yang lingkungan perkantoran sehingga usia anak anak yang masuk SD ini di daerah situ sudah tidak banyak," kata Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, kepada wartawan Selasa (14/7).
PPDB Jakarta. Foto: Shutter Stock
Sementara jumlah bangku yang tidak terisi di bangku SMP dan SMA relatif lebih sedikit daripada SD. Jumlahnya tidak mencapai 1 persen.
"SMP itu ada 0.79 persen (622 kursi), untuk SMA 0.07 persen (225 kursi) dan untuk SMK ada 1,72 persen (245 kursi)," kata Nahdiana.
ADVERTISEMENT
Nahdiana mengatakan, kursi kosong ini tidak terdapat di semua sekolah. Kursi kosong ini hanya dialami di beberapa sekolah yang terletak di Kepulauan Seribu atau kawasan perkantoran.
Secara keseluruhan, PPDB Jakarta tahun ajaran 2020 - 2021 menerima 211.908 siswa sekolah negeri. Rinciannya, 92.728 siswa SD, 78.453 siswa SMP, 31.739 siswa SMA dan 8.988 siswa SMK.
Menurut Nahdiana, jika dibandingkan tahun lalu, PPDB kali ini meratakan variasi nilai di tiap sekolah. Ia menyebut, tidak ada lagi satu sekolah dengan variasi nilai beragam.
Contohnya, siswa dengan nilai 90-100 tidak terpusat di satu SMA saja, begitu pula dengan rentang nilai di bawahnya.
"Di mana tahun 2019 distribusi berdasarkan nilai ujian SMP yang keterima SMA ini ada rata-rata ujian nasional, ambil satu sekolah di SMA A, ini terpusat pada nilai 90 dan 100. Pada sekolah B, berpusat pada nilai 70 sampai 90. Ketika di sekolah C berpusat antara 60 sampai 70," terang Nahdiana.
ADVERTISEMENT
"Artinya di tahun 2020 seluruh SMA negeri mempunyai sebaran yang tidak berpolarisasi seperti 2019," pungkasnya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona